Dalam membangun sebuah pergerakan, ternyata idealis sajah ndak cukup. Sebab fuckta-nya adalah banyak kawan-kawan aktifis yang idealis tetapi dibenturkan oleh keadaan. Sehingga ia lupa akan visi besar yang sedang ia bangun.
Iya mulai blawur alias blur dengan apa yang harus ia kerjakan. Sehingga gagasan dan agendanya mulai tidak terarah. Bicaranya mulai ngalor ngidul ndak jelas. Kadang tetap mengkritik walau ndak berani dengan nada keras. Bahkan malah pro dengan yang di kritiknya. Kadang ia juga mulai mengkritik diri sendiri dan mulai menyalahkan sesama aktifis itu sendiri, hanya karena beda cara pandang saja.
Lalu apa yang harus dilakukan jika sudah sampai pada tahap ini? Gampang jawaban-nya!!! Terkadang membangun sebuah pergerakan itu juga ndak butuh kaun aktifis galau yang ndak jelas konsistensinya. Turunkan frekwensi dan mulai merangkul kaum awug-awug yang hanya butuh narsis malah bisa berjalan.