Artikel Terbaru

Menembus Kreatifitas & Produktifitas TANPA BATAS

Adalah Widayat atau yang lebih akrab disapa dengan nama Kang Dayat. Pria kelahiran Banjarnegara pada tahun 1980, yang berdmisili di desa Mad...

Postingan Populer

About The Simple Think

BERFIKIR SEDERNA

Bahwa untuk menjadi seorang pemimpin itu tidaklah mudah. Terdapat banyak syarat agar bisa menjadi pemimpin yang baik. Namun demikian secara garis besar panduan untuk bisa menjadi pemimpin yang baik ada dalam konsep besar Wahyu Hasto Broto ( dalam teori kepemimpinan jawa ), sedangkan dalam konsep keislaman tentu ada pada profil Baginda Rosulullah, SAW, sebagai simbul pemimpin dunia dan Nabi penutup. Secara detail perihal Wahyu Hasto Broto dan Syarat Kepemimpinan dalam perspektif islam ada dalam link dibawah. 

Kunci dari kedua teori itu sebanarnya ada dalam diri setiap anak adam atau umat manusia. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, Nabi saw bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang kepala Negara adalah pemimpin, suami pemimpin dalam rumah tangganya, istri pemimpin atas rumah suami dan anak-anaknya. Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya”. (HR. Bukhari).

Adapun kunci kepemimpinan itu adalah : 

  1. Berani Menata Hati.
  2. Berani Menata Raga.
  3. Bisa Menata Keluarga.
  4. Mampu Menata Masyarakat.
Maka simple saja,
  • Jika keluargamu saja belum bisa tertata dengan baik, lalu bagaimana kamu bisa menata masyarakat?
  • Jika saja untuk menata ragamu saja, kamu belum mampu, lalu bagaimana kamu akan membangun dan menata keluargamu?
  • Jika saja kamu belum bisa menata hati dengan baik, lalu bagaimana kamu bisa menata ragamu menjadi baik dan bersinar? (sebagaimana tatanan dan ajaran budaya dan agama yang kamu anut).
Manusia adalah Khalifatullah Fil Ardhi (pemimpin dimuka bumi), dan ini adalah tugas dan tanggungjawab setiap umat manusia. Letaknya ada di pundak sebelah kiri. Dan pundak sebelah kanan tugas dan tanggungjawab setiap umat manusia adalah menjadi ABDULLAH (hamba Alloh yang baik). Lalu bagaimana caranya agar kita bisa menjadi hamba Alloh, SWT yang baik? Jawabannya adalah JALANKAN keempat kunci lahirnya kepemimpinan umat manusia. Maka kamu akan bisa menjadi Abdullah yang baik. Bayangkan jika saja seluruh umat bisa menjadi Hamba Tuhan yang baik, maka kalimat Khalifatullah fil ardhi tentu bisa terejawantahkan. Sebagaimana Sabda Jawa "Memayu Hayuning Bawono, Hambrasto Dhur Hangkoro" (memperindah dunia yang sudah indah, mencegah dan memerangi angkara murka).  

Konsep inilah yang dimaksud dengan "The Build Human Resourse Concept". Lalu bagaimana caranya membangun tatanan baru perikehidupan berbangsa dan bermasyarakat ? Jawabannya adalah : Kembali kepada konsep besar pendiri bangsa! Seperti apakah konsep Grand Design-nya? Simple! Lets Share here.

HOW TO CREAT THE NATION BUILDING

Bagaimana caranya membangun nasionalisme kebangsaan ?
(membangun tatanan baru berbangsa dan bernegara)

Bung Karno pernah bilang bahwa : 

  1. Bahwa Membangun Nasionalisme. Tanpa Dilandasi Oleh Rasa Primordialisme Yang Proporsional, Sama Dengan Nihilisme.
  2. Bahwa Membangun Nasionalisme, Tanpa Keadilan Sosial, Sama Dengan Nihilisme.
  3. Bahwa Membangun Nasionalisme, Tanpa Kecukupan Sandang, Pangan Lan Papan, Sama Dengan Nihilisme.
Mari kupas satu persatu, agar bisa mudah dipahami dan gambang dalam menerima gagasan dan atau ajaran dari para pendiri bangsa ini. 

  1. Bahwa Membangun Nasionalisme. Tanpa Dilandasi Oleh Rasa Primordialisme Yang Proporsional, Sama Dengan Nihilisme.
    Terjemahan : 
    Bahwa tenun kebangsaan yang bernama Indonesia ini dibangun atas dasar semangat persatuan dan kesatuan setiap suku, agama dan bangsa bahkan ras. Jadi mustahil kita bicara Nasionalisme dan atau keIndonesiaan, tetapi setiap individu penduduknya tidak faham akan budayanya, agamanya bahkan bangsa dan ras-nya masing-masing? 

    Dari sinilah problem kebangsaan kita bisa terdekteksi. Betapa pentingnya kurikulum pendidikan muatan lokal, yang akan mengajarkan kepada anak dan cucu kita, agar bisa faham dan mengerti betapa luhurnya adat, budaya dan agama setiap suku yang ada di bumi nusantara. 
    Orang jawa tau jawanya, orang batak tau bataknya, orang sunda tau sundanya, orang islam tau islamnya, orang nasrani tau nasraninya dan seterusnya. 

    Lalu apakabar MULOK ? hai...!!! tangi-tangi, aja turu baen. ahahahaha....
    Ingat satu hal wahai saudaraku semua. 
    Bahwa Generasi bangsa kita, secara dasar atau tidak sadar, telah dirancang untuk tidak faham akan budayanya sendiri. Bahkan Visi Pendidikan Bangsa yang sudah gamblangpun dibuat menjadi ubsurt alias tidak jelas goal-nya kemana. Tidak ada deskripsi wujud kongkrit yang dimaksud dengan kalimat "Membangun Manusia Indonesia Yang Seutuhnya" itu seperti apa konsep garis besar dan kurikulumnya. Gila kan ???? Ancur! Ajur pokoknya konsep pendidikan negara ini. Tidak jelas arah dan tujuannya.

    Sementara jika kita belajar sedikit saja dari sejarah negara Jepang, ketika Nagasaki dan Herosima di BOM Atum waktu itu, jutaan penduduk meninggal dunia. Kaisar Jepang waktu itu cuma bertanya kepada jendral yang masih hidup dengan satu pertanyaan sederhana. "Ada berapa sisa guru yang masih hidup?". Ini menandakan bahwa sektor pendidikan adalah satu hal yang sangat penting, kedua bahwa Sumber Daya Manusia ini adalah Sumber Daya Utama setelah sumber daya - sumber daya yang lain. Lalu apa kabar pendidikan Endonesia...?

  2. Bahwa Membangun Nasionalisme, Tanpa Keadilan Sosial, Sama Dengan Nihilisme.
    Terjemahan :
    Bahwa rasa cinta terhadap bangsa ini harus dibangun atas dasar nilai-nilai keadilan. Meski adil itu tidak harus sama rata. Namum bembangun keadilan hingga berujung berkeadilan dan beradab, adalah suatu keniscayaan. Agar masyarakat merasa terayomi, terlindungi dan akhirnya semakin mencintai bangsanya. Lalu apa kabar Keadilan yang ada di negara kita saat ini ? Hellow...!?!


  3. Bahwa Membangun Nasionalisme, Tanpa Kecukupan Sandang, Pangan Lan Papan, Sama Dengan Nihilisme.
    Terjemahan : 
    Bahwa pembangunan Sektor Ekonomi adalah poin penting nomor urut kedua setelah pendidikan. Jika kita ingat bahwa SOKO GURU PEREKONOMIAN BANGSA ADALAH KPERASI. Maka semestinya grand desain perkoperasian ini harus jelas arah dan tujuan-nya. Kembalikan RUH Koperasi ini pada nilai-nilai dasar yang diajarkan oleh para leluhur bangsa. 

    Ki Noto Sabdo, salah satu gurunya Bung Karno pernah bilang bahwa Koparasi itu mengajarkan dua hal penting, yakni membangun kemitraan berjaring dan gotong royong. Bukan semata-mata dari kita, oleh kita dan untuk kita. 

    Dan kekuatan dasar ekonomi bangsa Endonesia itu terletak pada sektor pertanian. Jika saat ini para petani kita telah dikerdilkan kemerdekaan-nya. Maka ini jelas bukan suatu ketidak sengajaan. Hak untuk bisa mendapatkan bibit terbaik, pupuk dan menjual hasil panen dengan harga terbaik, hampir tidak didapatkan lagi oleh para petani. Lalu dimana peransih pemerintah, dewan bahkan yudikatif atas perlindungan hak rakyat? 

    Jika sektor pertanian sebagai kekuatan real LUMBUNG PANGAN NASIONAL telah diabaikan bahkan telah dikerdilkan, maka kita tinggal munggu saja ajal atas hancur dan luluh lantaknya rasa nasionalisme rakyat atas pemerintahan yang ada. Mungkin saja Negara ini bakal bubar, tetapi saya percaya bahwa bangsa ini akan kekal dan abadi sepanjang masa. Selamat datang kembali di Bumi Nusantara. 
KESIMPULAN :
Jika NKRI ini ingin selamat maka Empat pilar program kebangsaan ini harus segera jalan, yakni : 
  1. Benahi kembali system Pendidikan
  2. Bangun kembali kekuatan ekonomi petani, peternak dan nelayan.
  3. Rancang ulang program sosial dan keadilan sebagaimana amanah UUD 1945.
  4. Rancang ulang program Kesehatan bagi Rakyat.
Haruskah kita membuat ; 
PETISI RAKYAT UNTUK BANGSA DAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA ?

Berfikir sederhana
untuk kebaikan Bangsa dan Negara 
29 Agustus 2023

Salam Rahayu 
Wahono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah meninggalkan jejak dilapak ane, tunggulah kunjungan balik ane ke lapak agan-agan semua.. Salam Rahayu dan Salam waras. Wahono Secret