Artikel Terbaru

Menembus Kreatifitas & Produktifitas TANPA BATAS

Adalah Widayat atau yang lebih akrab disapa dengan nama Kang Dayat. Pria kelahiran Banjarnegara pada tahun 1980, yang berdmisili di desa Mad...

Postingan Populer

30 Agustus 2023

WAHYU HASTA BRATA

8 KARAKTER KEPEMIMPINAN JAWA

Berasal dari kata Asto atau Hasto yang artinya delapan, kemudian Baroto yang artinya laku atau perbuatan. Jadi ASTHA BRATA atau Hasto Broto berati delapan laku atau delapan perbuatan. ASTHA BRATA terdapat dalam kitab itihasa Ramayana, dan adalah kata-kata Sri Rama kepada Wibhisana ketika akan dinobatkan sebagai raja alengka yang baru pasca kekalahan Alengka dalam perang Rama-Rahwana.

Diterangkan bahwa seseorang yang ditakdirkan untuk menjadi pemimpin atau raja adalah dalam jiwanya terdapat delapan macam sifat kedewasaan sebagai berikut :

  1. Hanyu Lakuning Kartiko
    Kartiko dalam bahasa Indonesia adalah bintang. Bintang adanya di langit dan akan nampak jika malam telah tiba. Meski sinarnya redup, kecil, tetapi karena adanya banyak lintang / bintang dimalam hari, kehidupan menjadi nampak indah.

    Sebuah ajaran mengenai kepercayaan diri. Meskipun kita memiliki kekurangan, kita harus tetap percaya diri, optimis bahwa kita bisa berbuat sesuatu menjadi indah, bagus dan bermakna dalam kehidupan kita, kehidupan keluarga kita, lingkungan kita, masyarakat kita, suku kita, agama kita, bangsa dan Negara kita. Bahkan kekuatan pemahamanan mengenai kekurangan yang kita miliki, justru akan berubah menjadi kekuatan yang luar biasa, jika kita mampu mengolahnya.

    Pelajaran lain atas konsep hanyu lakuning kartiko ini adalah sebuah KETEGUHAN dalam bersikap. Bintang di langit tidak akan tergoyahkan oleh angin yang besar sekalipun. Sehingga kita sering mendengar sebuah kalimat “ Sabdho panditho ratu ten keno wola wali “ yakni apa yang di ucapkan, kita mestinya bisa di percaya alias tidak mencla – mencle.

    Disinilah simbul keteguhan atas pendirian dan keyakinan seharusnya kita tegak-kan dengan penuh percaya diri.

  2. Hanyu lakuning Candra
    Candra dalam bahasa Indonesia adalah Bulan. Bulan hadir di malam hari, dalam suasana yang gelap. Disaat kegelapan menyelimuti diri dan juga lingkungan kita, semestinya kita bisa belajar pada sang rembulan. Yakni kita mampu untuk bisa hadir sebagai penerang yang tidak membakar. Sifat bulan walau ia menuntun pada jalan yang terang, ia tidak membakar, malah memberikan kesejukan bagi diri dan lingkungan sekitarnya.

    Dari sinilah pelajaran penting mengenai kepemimpinan yang luar biasa dalam falsafah jawa yang diajarkan pada kita semua. Jika hanyu lakuning candra bisa kita terapkan dalam realitas kehidupan kita, selain kita mampu untuk memberikan pencerahan / tuntunan / solusi atas permasalahan yang muncul, kita juga mesti bisa meyakinkan pada orang lain bawa tuntunan kita, solusi yang kita tawarkan atas permasalahan yang timbul di masyarakat, bisa membuat masyarakat merasa aman alias terayomi. Sehingga kepercayaan public pada kita semua bisa tumbuh dan terus berkembang atas prestasi pengabdian yang kita lakukan.

  3. Hanyu lakuning Baskara
    Baskara dalam bahsa Indonesia memiliki arti MATAHARI. Matahari selain sebagai simbul kehidupan juga sebagai simbul kekuatan. Sebagai manusia dan atau pemimpin kita mesti bisa belajar atas sifat matahari ini. Selain kita bisa memberikan pencerahan yang gamblang kita juga mesti bisa memberikan sebuah motifasi hidup, semangat hidup, harapan hidup. Bahwa apa yang kita perjuangkan dalam memperjuangkan hukum langit “ Amar ma’ruf nahi mungkar “ yakni menegakkan keadilan dan kebenaran serta memberantas kemungkaran dimuka bumi, dimanapun dan kapanpun kita berada, suatu saat nanti kita juga yang akan menuai hasilnya.

    Serulah Manusia Kepada Jalan Tuhanmu Dengan Hikmah, Dan Pelajaran Yang Baik & Bantahlah Mereka Dengan Cara Yang Baik, Sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang Lebih Mengetahui Tentang Siapa Yang Tersesat Dari JalanNya Dan Dialah Yang Lebih Mengetahui Orang - Orang Yang Mendapat Petunjuk. (Qs. An Nahl : 125 )

    Bahkan Hanyu lakuning baskara tidak sekedar sampai pada level memotifasi semata. Karena kekuatan matahari yang luar biasa, kita sebagai gerasi muda, calon pemimpin bangsa HARUS bisa membakar motifasi ini dengan panas matahari menjadi kekuatan TEKAD yang membara, guna merubah hidup menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Jika ini bisa kita lakukan, maka kata-kata “ Rawe-rawe rantas, malang-malang putung “ pun secara otomatis akan keluar dari RUH dan JIWA kita.

    Wow….mengerikan kedahsyatan kekuatan hanyu lakuning baskara ini ya kawan…? Saya menjadi semakin percaya, jika kita telah sama-sama mengerti tentang hal ini. Kita pasti bisa menterjemahkan sebuah kalimat “ JIKA IMPIAN ITU BEGITU BESAR DAN NYATA, MAKA FAKTA ITU TIDAK ADA ARTINYA “ dengan benar lalu tersenyum manis.

  4. Hanyu lakuning Dhahana
    Dhahana dalam bahasa Indonesia memiliki arti API. Api memiliki sifat pemberangus tanpa pandang bulu. Jika kita menghendaki sebuah keadilan maka, pelajaran yang bisa kita petik dari hanyu lakuning dhahana ini adalah kita tidak boleh pandang bulu dalam menegak-kan sebuah keadilan.

    Selain itu pada sisi konsep pemberantasan kejahatanpun tidak usah tangung-tanggung. Brantas hingga ke akar-akarnya. Watak dan atau laku api seyogyanya mari kita tanamkan pada diri kita sejak dini. Hingga kita bisa menuai hasilnya di kemudian hari dengan pengamalan sila ke 5 PANCASILA kita, yakni Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

  5. Hanyu lakuning Kisma
    Kisma dalam bahasa Indonesia memiliki arti TANAH. Sifat tanah ini walaupun diinjak, dibajak dan lain-lain, ia senantiasa memberikan sesuatu pada kita semua. Welas asih adalah kosep dasar ajaran dari hanyu lakuning kisma. Disinilah kita semua diajarkan mengenai nilai-nilai kasih mengasihi, sayang menyayangi satu sama lain. Dengan diawali membangun dan menumbuhkan rasa empati / kepedulian pada diri dan juga lingkungan sekitar. Maka timbullah rasa welas asih kita pada sesama dan juga lingkungan. Disini pula manifestasi sifat Arrahman dan Arrahim Tuhan Alloh mengejawantah pada makhluk yang bernama manusia.

  6. Hanyu lakuning Samirana
    Samirana memiliki arti ANGIN. Sebagai calon pemimpin, baik pemimpin bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, suku, bangsa maupun agama. Kita diajarkan untuk bisa melihat dan memperhatikan segala sesuatu yang terjadi di lingkungan kita, dari kita sendiri yang terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat. Kita tidak di bolehkan hanya sekedar menerima laporan dari orang lain. Selain itu meleburnya kita di tengah-tengah masyarakat, akan menjadikan kita lebih bisa memahami apa kebutuhan sekaligus permasalahan yang timbul di masyarakat. Sifat angin yang bisa masuk dimanapun dan kapanpun menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua. Bergaul dengan seluruh lapisan masyarakat tanpa pandang bulu juga pelajaran lain yang bisa kita petik dari sifat angin ini.

  7. Hanyu lakuning Tirta
    Tirta dalam bahasa Indonesia memiliki arti AIR. AIR ini juga merupakan lambang kehidupan. Selain melambangkan kehidupan, airpun juga melambangkan prinsip keadilan. Ia tidak pandang bulu, dimana ada tempat yang lebih rendah, maka ia otomatis akan mengalir ke wilayah itu hingga permukaan air bisa rata. Tidak peduli tempat yang lebih rendah itu terdapat emas atau bangkai dan kotoran sekalipun, ia pasti akan mengalir ke tempat tersebut. Sifat AIR ini hampir sama dengan sifat API. Namun demikian penekanan ajaran pada sifat AIR ini terletak pada, bagaimana kita sebagai para calon pemimpin mesti bisa memiliki keadilan dalam bidang pembangunan di semua sektor dan semua wilayah. Tidak pilih kasih dan pilah – pilih wilayah. Semua wilayah mesti bisa mendapatkan pembangunan yang layak di semua sector, baik sektor pendidikan, agama, seni, budaya, pariwisata maupun infrastruktur lain yang mendukung terciptanya tatanan bermasyarakat yang adil dan sejahtera.

  8. Hanyu lakuning Samudra
    Samudra berarti lautan luas. Hanyu lakuning samudra mengajarkan pada kita semua sebagai generasi muda untuk bisa memiliki wawasan, pengetahuan dan keilmuan serta kesabaran seluas samudra. Sebagaimana halnya samudra / lautan yang luas, ia bisa menampung apa saja yang datang kepadanya. Atas pengetahuan, keilmuan dan cakrawalnya yang luas inilah ia bisa mengambil sebuah keputusan yang bijak demi kepentingan banyak orang. Bukan hanya mementingkan kepentingan diri maupun kelompoknya atau partainya saja. Disini pula kita diajarkan bagaimana kita menghargai sejarah dan juga budaya kita, agar kita semua bisa tumbuh menjadi para generasi yang memiliki rasa primordialis, nasionalis serta patriotis. Inilah modal yang sangat fundamental guna membangun peradaban baru yakni Indonesia baru yang lebih madani dan tetap membumi.

Artikel ini pernah saya up di KOMPASIANA pada 21 Mei 2010 dengan Judul CATUR KEHIDUPAN.
Semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan kita tentang apa itu JAWA dan bagaimana ajaran-nya. 

Salam Rahayu 
Wahono 

BACA JUGA ARTIKEL BERIKUT INI :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah meninggalkan jejak dilapak ane, tunggulah kunjungan balik ane ke lapak agan-agan semua.. Salam Rahayu dan Salam waras. Wahono Secret