Artikel Terbaru

Menembus Kreatifitas & Produktifitas TANPA BATAS

Adalah Widayat atau yang lebih akrab disapa dengan nama Kang Dayat. Pria kelahiran Banjarnegara pada tahun 1980, yang berdmisili di desa Mad...

Postingan Populer

Tampilkan postingan dengan label Leadership. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Leadership. Tampilkan semua postingan

30 Agustus 2023

Pemimpin Itu Harus Bisa Seperti Penis

Artikel lama saya tak up kembali di blog saia yang baru ini. Begini ceritanya, dalam suatu acara pelantikan Taruna Merah Putih, sebuah sayap partai politik dari PDIP. Bung Saeful Muzad, selaku dedengkot PDIP Kab. Banjarnegara,  menceritakan sesuatu yang menurut saya cukup menggelitik. Beliau berkata bahwa, dalam lakon wayang petruk jadi ratu, kie dalang bercerita bahwa seorang pemimpin itu haruslah bisa seperti "KONTOL" (Penis). Sontak saja para hadirin pada mengernyitkan kening tanda bertanya-tanya, kok bisa ? 

Dengan nada yang enteng bung saeful muzad menceritakan, kenapa seorang pemimpin itu harus seperti penis?  

Teori dan Syarat Kepemimpinan dalam perspektif Islami

Islam sebagai agama penutup untuk seluruh umat manusia, telah memiliki teori dan syarat mutlak yang tidak bisa ditawar, untuk menjadi seorang pemimpin. Dan seorang pemimpin yang islami itu harus bisa memenuhi empat persyaratan, sebagai berikut, yaitu :


  1. Ash-Shidq,
    yakni kebenaran dan kesungguhan dalam bersikap, berucap serta berjuang melaksanakan tugasnya. Sidiq, artinya benar atau selalu berkata jujur. Sebagaimana firman Alloah, SWT  ; “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan berucaplah dengan ucapan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amal kalian, dan mengampuni dosa-dosa kalian, dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya maka ia telah memperoleh kemenangan yang besar” (QS. Al-Ahzaab : 70-71).

    As siddiq berasal sari bahasa Arab yakni “as-sidqu" atau "Siddiq" yang berarti benar, nyata, atau berkata benar. Lawan dari sifat As siddiq adalah dusta atau dalam bahasa Arab-nya "Al-kazibu." Rasulullah SAW bersabda,“Hendaklah kamu semua bersikap jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke surga.” (HR. Bukhari) Dalam hadits yang berkaitan, Rasulullah SAW bersabda, “Empat perkara yang apabila ada padamu, tidak akan merugikan lepasnya segala sesuatu dari dunia dari padamu, yaitu: memelihara amanah, tutur kata yang benar, akhlak yang baik, dan bersih dari tamak.” (HR. Ahmad)

WAHYU HASTA BRATA

8 KARAKTER KEPEMIMPINAN JAWA

Berasal dari kata Asto atau Hasto yang artinya delapan, kemudian Baroto yang artinya laku atau perbuatan. Jadi ASTHA BRATA atau Hasto Broto berati delapan laku atau delapan perbuatan. ASTHA BRATA terdapat dalam kitab itihasa Ramayana, dan adalah kata-kata Sri Rama kepada Wibhisana ketika akan dinobatkan sebagai raja alengka yang baru pasca kekalahan Alengka dalam perang Rama-Rahwana.

Diterangkan bahwa seseorang yang ditakdirkan untuk menjadi pemimpin atau raja adalah dalam jiwanya terdapat delapan macam sifat kedewasaan sebagai berikut :

  1. Hanyu Lakuning Kartiko
    Kartiko dalam bahasa Indonesia adalah bintang. Bintang adanya di langit dan akan nampak jika malam telah tiba. Meski sinarnya redup, kecil, tetapi karena adanya banyak lintang / bintang dimalam hari, kehidupan menjadi nampak indah.

    Sebuah ajaran mengenai kepercayaan diri. Meskipun kita memiliki kekurangan, kita harus tetap percaya diri, optimis bahwa kita bisa berbuat sesuatu menjadi indah, bagus dan bermakna dalam kehidupan kita, kehidupan keluarga kita, lingkungan kita, masyarakat kita, suku kita, agama kita, bangsa dan Negara kita. Bahkan kekuatan pemahamanan mengenai kekurangan yang kita miliki, justru akan berubah menjadi kekuatan yang luar biasa, jika kita mampu mengolahnya.

    Pelajaran lain atas konsep hanyu lakuning kartiko ini adalah sebuah KETEGUHAN dalam bersikap. Bintang di langit tidak akan tergoyahkan oleh angin yang besar sekalipun. Sehingga kita sering mendengar sebuah kalimat “ Sabdho panditho ratu ten keno wola wali “ yakni apa yang di ucapkan, kita mestinya bisa di percaya alias tidak mencla – mencle.

    Disinilah simbul keteguhan atas pendirian dan keyakinan seharusnya kita tegak-kan dengan penuh percaya diri.