Dan saya juga percaya bahwa ; kita telah sering mendengar para guru ngaji, yang menyampaikan tentang apa itu arti atau definisi dan makna ISLAM. Karenanya saya tidak akan membahas secara detail tentang definisi Islam baik secara etimologis, Qur’an, Hadis maupun Ijma dan Qias para ulama. Sebab secara keseluruhan ISLAM adalah berserah diri, damai dan selamat. Ini adalah kesimpulan saya, jika salah mohon untuk dikoreksi.
Yang menggelitik bagi saya adalah, wejangan Eyang Sukrat, kesepuhan yang tinggal di lereng Gunung Sundoro, Temangung, Jawa Tengah. Beliau memberikan pencerahan yang selama ini saya cari tentang apa itu ISLAM. Baginya ISLAM bukan hanya sekedar kepanjangan dari ; Isa, Subuh, Luhur, Ashar dan Maghrib, melainkan jauh lebih dalam beliau menggali Islam dalam perspektif ketauhidhan Jawa. Yaitu :
ISLAM iku soko tembung : Iman dan Ikhlas. Sabar. Luhur. Andap Asor dan Manunggal. Adapaun penjabarannya adalah sebagai berikut ;
01. “ I “ = Iman dan Ikhlas
Iman itu menjadi pondasi yang paling utama yang ada dalam sanubari kita. Kita mesti bisa mendapatkan sebuah keyakinan dan percaya bahwa dalam hidup dan kehidupan ini ada yang maha hidup, maha kuasa, dan maha memberi atas segala kasih dan sayangNya. Karenanya, nasehat kaki lan ninine dewek mbiyen kae, selalu bilang ; “ le..., wis sembahyang apa hurung kowe ? “SEMBAHYANG iki seko tembung “dhi sembah sang hyang widhi, utowo sang hyang tunggal, utowo sang hyang wenang”. Maka pada saat bersembahyang, tidak ada istilah glewehan atau mainan. Harus khusuk alias mesti bisa heneng, hening lan henong.
Jika keimanan ini telah sampai dan mengakar begitu kuat di dalam hati atau sanubari kita, maka tidak ada hal lain kecuali PASRAH atau berserah diri dengan sepenuh hati hanya kepada Allah SWT. Dan inilah yang dimaksud dengan Islam.
Seseorang yang telah benar-benar berserah diri kepada Allah SWT, ia akan ridho untuk menjalankan apa yang diajarkan oleh Tuhan kepadanya. Sebab ia telah sampai pada jiwa “ Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am : 162)
Lillah, ya ia telah lillah dan itu artinya ia telah ikhlas. Bahwa semua adalah milik Allah, berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah SWT. Inilah makna dari menemukan sang cinta sejati dan sejatinya cinta dari rasa Iman dan Ikhlas.
02. “ S “ = Sabar
Seseorang yang telah sampai pada pemahaman iman sejati dan ikhlas, maka tiada hal lain selain SABAR yang akan menjadi pendamping perjalanan hidupnya. Ia mengerti bahwa hakekat sabar itu sesungguhnya tiada batas. Yang membatasi kesabaran adalah nafsu dirinya yang belum sampai pada keimanan sejati.
Rasa SABAR ini juga terlahir karena ia faham bahwa ; setiap diri anak adam yang terlahir di dunia fana ini, telah tersematkan dua tanggungjawab besar di pundak sebelah kanan dan kirinya. Bahwa ia harus bisa menjadi Abdullah ( hamba Allah ) yang baik dan juga siap menjadi khalifatullah fil ardhi ( menjadi pempimpin di muka bumi ).
Karenanya, jika engkau ingin menjadi abdullah sekaligus khalifatullah fil ardhi yang baik, tidak ada metodologi yang sempurna kecuali satu, yakni IKHSAN. Menebarkan ajaran kebaikan di muka bumi. Inilah yang akan kita kupas di poin ketiga berikut ini.
03. “ L “ = Luhur
Seseorang yang telah sampai pada pemahaman keimanan sejati dan ikhlas, sudah jelas bisa sampai pada kesempurnaannya pengertian dan pemahaman akan ilmu sabar. Dan ia bisa bersabar. Sebab ia tau betul bahwa yang sedang ia perjuangkan adalah sesuatu yang LUHUR, sesuatu yang baik. Menjalankan ajaran kebaikan dan meninggalkan hal yang tidak baik sesuai kaidah dan nilai-nilai ketuhanan.
04. “ A “ = Andap Asor
Dan seseorang yang telah sampai pada sejatinya keluhuran budhi pekerti pasti ia akan senantiasa “ Andap Asor “ alias rendah hati sebagaimana makna dan filosofi ilmu padi. “ Ora rumangsa BISA tetapi bisa RUMANGSA”. Begitulah para calon sufi menjalani laku hidup ditengah-tengah gemerlapnya kehidupan modernitas masyarakat. Dan ia lebih menyukai kalimat “ Bersembunyi di Tempat Yang Terang “ dan lebih memilih untuk menjadi penonton yang baik pada sesi goro-goroning jaman, pari kesit munggah dadi ratu.
05. “ M “ = Manunggale Kawulo Gusti
Manunggaling Kawulo Gusti adalah sebuah tujuan yang JELAS dan TERANG. Tiada tujuan lain yang lebih hakiki dalam berislam kecuali : Fanafillah dan Baqofillah. Lebur, nyawiji dan abadi bersamaNya. Ya, manunggaling kawulo gusti adalah sebuah keniscayaan.
"Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu." Alquran - Surah Al Maidah, ayat 3.
Inilah Islam dalam perspektif ajaran Jawa, sebagaimana yang disampaikan oleh Eyang Sukrat. Semoga bermanfaat. Sampai ketemu di sesi lain, semua tentang Ngaji Jawa.
Banjarnegara, 22 September 2022
Salam Rahayu
Wahono BIN
BACA JUGA ARTIKEL LAIN :
- Catur Kehidupan Part 1
- Catur Kehidupan Part 2
- Catur Kehidupan Part 3
- Catur Kehidupan Part 4
- Wahyu Hasto Broto
- About The Simple Think
- The PROject
- Kick Off Program Ketahanan Pangan Banjarnegara
- Menuju Banjarnegara menjadi kota Pariwisata Part 1
- Menuju Banjarnegara menjadi kota Pariwisata Part 2
- Menuju Banjarnegara menjadi kota Pariwisata Part 3
- Laskar Lembah Maliu Banjarnegara
Banyak pelajaran yang saya dapat setelah membaca tulisan ini. Kita tetap sabar meskipun terkadang ingin menyudahi.
BalasHapusTerimaksih sudah berkenan mampir ke lapak saia bos Feri Nugroho. Jalani dan nikmati prosesnya. Raaiit......
Hapussalam Blogger Nusantara
Meski saya Hindu, kajian agama islam dalam perspektif budaya ini menurutku menarik. Seringkali ada kearifan yang disisipkan ke dalam kaidahnya. Kalau enggak salah ada istilahnya yaitu islam kejawen ya mas? Koreksi jika keliru ya. Dan aku yakin, islam itu baik sama baiknya dengan ajaran yang lain yang saling menyangi alam semesta. ❤️
BalasHapusTerimaksih Dinda sudah mampir ke lapak saya dan meninggalkan jejak.
HapusYa Istilah Islam Kejawen itu memang ada. Tapi sekali lagi itu hanyalah sebuah ISTILAH.
Prinsipnya sama, yakni semua agama mengajarkan :
01. Kasih sayang
02. Tolong menolong
03. Tidak boleh menyakiti orang lain
04. menjaga semesta alam
ke empat ajaran itupun ada di HINDU, budha, Islam, Nasrani maupun Kapiyatan.
Dan mengapa saya semangat belajar tentang KAPITAYAN? sebab sebelum hindu, budha, nasrani dna islam datang ke nusantara. para leluhur bangsa kita telah menemukan konsep Ketuhanan-nya sendiri.
sehingga dalam proses pencaria keTuhanan ini, saya benar-benar serius dan ingin tau akan banyak hal perihal JAWA dan segala piranti budaya dan pandangan filosofinya.
Salam Rahayu
Serius nanya, apakah bedanya dengan kejawen? Apakah ada nilai² Islam di dalam kejawen itu?
BalasHapusIslam dan Kejawen dua sejarah yang berbeda. namun sebab islam adalah agama penutup atau penyempurna. maka pedoman syariaat, hakikat hingga tasawuf islam tetap harus jadi prinsip yang kuat.
Hapusdan iman itu akan terus meningkat ketika kita banyak belajar tentang perikehidupan. salah satunya belajar tentang budaya kita sendiri. sebab saya jawa, maka saya harus tau jawanya.
mungkin yang lain yang sunda atau batak, pun harus bisa sampai pada titik pemahaman jati diri budayanya seperti apa dan bagaimana, bla...bla...bla....
Nilai - nilai islam dalam kejawen sangat KENTAL sekali boskuh....
contoh : orang islam memiliki kewajiban untuk sholat 5 waktu. apa artinya sholat? apa maknanya sholat? kita harus paham.
sedangkan di kejawen, sholat yang dimaksud dalam islam tadi. kejawen menyebutnya dengan bahasa SEMBAHYANG. Sembahyang berasal dari kata Sembah Sang Hyang. Yakni Sang hyang widi, sang hyang murbeng dhumadhi, sang hyang tunggal, sang hyang kuasa. sopo iku ? yakni Tuhan Alloh, SWT.
kental sekali kan nilai-nilai islam-nya ?
dan satu hal yg hrs dicatat bahwa. kejawen mengajarkan kepada kita bahwa ; ketika kita sembahyang ; harus bisa heneng, hening dan henong. serius dan tidak boleh main-main. fokus dan khusuk. ( semedhi)
Semoga cukup yak penjelasan singkatnya
salam rahayu
Inilah ketika agama dipahami dengan baik ya 😊, sangat jarang menemui yang begini, karena mayoritas pasti lari ke kiblatnya, Arab. Sedangkan nilai² kehidupan itu universal, terpenting adalah bagaimana tak terputus dengan Yang Esa, karena Dia lebih tahu yang baik dan buruk.
HapusSaya sepaham dengan pemahaman ini. Walau beda² tetap satu jua 🫰
terpenting adalah bagaimana tak terputus dengan Yang Esa, karena Dia lebih tahu yang baik dan buruk. sepakat !
Hapusinilah arti panting untuk senantiasa menyalakan wifi kita dengan settingan auto connected with god. Landasan-nya adalah :
Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) : “ Yaa Tuhan kami tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka”.
(QS: Ali Imran ayat 191)
landasan janya adalah : ora ono, ono, ora ono !
aku mbiyen ora ono, saiki dadhi ono, sesuk meneh dadhi ora ono meneh. makane kudhu tansah eling.
Banyak pelajaran yang saya dapat setelah membaca tulisan ini. Kita tetap sabar meskipun terkadang ingin menyudahi. Sabar memang berat yah kak hehehehe... Semangat kak semoga kita semua dirahmati oleh Allah Ta'ala.... aamiin
BalasHapussiyaappp boskuh.....
Hapuskunci belajar sabar dna ikhlas itu syukur.
jika kita lulus di mata pelajaran ilmu syukur
maka dengan sendirinya sabar mengikuti jejak kita
dan si ikhlas lahir dengan sendirinya tanpa harus sesar.
raaiittttttttt..........?!?
Semoga ini jadi ilmu baru dalam mempelajari agama dalam perspektif Jawa. Agama pasti mengajarkan kita untuk kebaikan dan memberi jlan untuk menuju surga Nya
BalasHapussiyapp
Hapusbetul sekali bosku....
satu hal yang pasti bahwa syurga adalah BUKAN tujuan
Syurga adalah BONUS tak terduga dr sang hyang wenang dan sang hyang kuasa.
tujuan-nya ya satu MANUNGGAL
sebab sekalipun kita masuk neraka
jika kita bersama si pemilik neraka
maka akan terasa lebih indah dan syahdu
ketimbang kita masuk syurga
tapi si pemilik syuga itu sendiri malah gak mau nemuin kita....
sedih kan?
sebab yang dicari syurga, bukan sipemilik syurga itu sendiri
eheheheheh
salam rahayu
Penjelasan yang singkat dan padat. ISLAM berasal dari kata: Iman dan Ikhlas. Sabar. Luhur. Andap Asor dan Manunggal
BalasHapusya..., itu adalah intisari yang saya cari selama ini
Hapusterimaksih sudah mampir kelapak saya dan meninggalkan jejak
salam sukses dan sehat selalu
insightful kak tulisannya. Saya bukan orang jawa, tapi sekarang hidup di masyarakat jawa yg benar-benar beda dengan masyarakat tempat saya tumbuh dulu. Banyak nilai-nilai yang saya adaptasi dari masyarakat sini, seperti ikhlas, sabar, peduli, hangat, wah manusiawi sekali :')
BalasHapusTerimakasih sudah menyabangi lapak ane dan meninggalkan jejak petualang bloggerHun Nusantara.
HapusPokoknya Bhinneka Tunggal Ika, Tanhana Dharma Mangrwa.
raaiiitt....
sehat dsan sukses selalu untuk Nasha
Adem banget bacanya. Apalagi poin andap asor, menjadi pengingat kalau hidup gak hanya soal eksis di dunia dan mengikuti tren-tren modern. Kalau berhasil menerapkan semuanya, kayaknya hidup tenang banget. Makasih kak sharingnya!
BalasHapusSemoga siapapun kita bisa mengamalkan 5 hal tersebut, agar hidup kita bisa semakin tertata dna terjaga hati dan perilakunya.
Hapusterimakasih juga sudah bertandang ke lapak ane dan meniggalkan jejak.
Salam Rahayu
Menarik nih, islam dari perspektfi jawa. Menurut saya, poin nomor 1 dan 2 yaitu iman, ikhlas, dan sabar adalah level tertinggi buat umat islam menjalani keislamannya. Soalnya buat jalanin ikhlas dan sabar itu butuh latian yang gak sebentar.
BalasHapusbetul sekali boskuh....
Hapuskarenanya untuk menjawab hal-hal seperti ini saya sudah menyiapkan artikel berikutnya yakni perihal ; Sabar, Ikhlas dan Syukur. terangkum dalam sebuah artikel yang berjudul " Kunci Kebahagiaan HIdup "
monggo disimak artikelnya
raaiitttttttttt..............
oh, sebuah artikel yang sungguh bermakna. Apakah itu semacam othak athik gathuk? Tentang penjabaran dari I, S, L, A, M?
BalasHapusbisa jadi dna boleh dikatakan othak athik gathuk. tetapi secara pribadi tidak akan mempersoalkan hal tersebut. sebab fokus saya lebih ke araha isi dari pada kulit.
Hapusso, easy going sajah mbakyu.....
ehehehe
Selain ISLAM "Isya, Subuh, Lohor, Ashar dan Maghrib", saya jadi mengenal ISLAM "Iman dan Ikhlas. Sabar. Luhur. Andap Asor dan Manunggal"-nya Eyang Sukrat.
BalasHapusBerhubung saya mixed keturunan Jawa-Sunda, saya tidak (mungkin belum) merasakan kebutuhan menelusur proses pencarian Tuhan sampai ke leluhur Jawa atau Sunda. Sudah lahir dalam keadaan Islam saya sangat bersyukur dengan nikmat Iman ini.
Menilik skala prioritas belajar, dari sisi kewajiban mempelajarinya ada ilmu fardu'ain dan fardhu kifayah. Belum dari sisi kedudukan ada ilmu tujuan (Al-Qur'an dan Hadits) dan ilmu sarana (seperti tajwid, tahsin, dll).
daan yang terpenting menurut saya, karena Islam sudah sempurna dan final, kenapa perlu menelusur konsep keTuhanan ke versi jadulnya?
just my two cents
Salam kenal ya mas.. terima kasih sudah mampir sebelumnya ke blog saya
Assalamu'alaykum
kesempurnaan itu terlahir atas sebuah proses perjalanan.
Hapusanalogainaya adalah ; bedsa cerita ketika seorang anak yang sudah terlahir dari kalangan kaya dan tetap kaya dengan anak yang terlahir dr kalangan gak punya kemudian bisa menjadi kaya.
raaiitt.........
dan kesempurnaan ini juga harus di cari
sebab islam selain mengajarkan kepada kita banyak ilmu syariat
dalam islampun harus belajar torekoh, hakekat dan juga ma'rifat.
jika kita hanya berhenti di syariat sajah. kapan kita bisa sampai kepadaNya?
Senang sekali membaca artikel ini, mengulas agama dengan perspektif budaya, terlebih saya Islam dan kebetulan orang Jawa. Thank you sharingnya kak!
BalasHapusraaiit......
Hapuslanjutkan
Jujur walaupun saya bukan orang jawa memang kekentalan budaya jawa dengan agama sangatlah tidak menjadi perdebatan seperti pada artikel ini ISLAM yang berarti Iman dan Ikhlas. Sabar. Luhur. Andap Asor dan Manunggal
BalasHapusSiyaaappppppppppppppp
Hapusterimakasih kunjungan-nya boskuh...
salam sehat n sukses selalu
Islam dalam pandangan jawa adalah memandang islam berdasar filosofi budaya jawa
BalasHapusTepat!
Hapusitu yang di maskudken
Masya Allah...semakin kaya khasanah Islam setelah membaca artikel ini. Iya bener aku juga pernah denger dari guru ngaji dulu juga kepanjangan Islam itu ya lima jenis sholat wajib itu. Dan kali ini penjabarannya versi Jawa lebih kaya lagi. Makasih sudah menuliskannya Kak.
BalasHapussiyappp! semoga bermanfaat
Hapussalam rahayu
Jadi bukan hanya tentang ibadah terkhusus salat, ya. Islam itu meliputi segala aspek, mulai dari yang ada di sanubari sampai hal yang tampak seperti tingkah laku.
BalasHapusbetul sekali
HapusIslam itu merupakan gabungan dari berbagai aspek, bukan hany solat melainkan adab juga penting. Saya agak setuju dengan persepektif di atas
BalasHapusright boskuh.....
Hapusmatur suwun
Terima kasih tulisannya memberi ilmu baru. Sepertinya penggalian makna Islam di Jawa ini bukan hanya sekadar definisi etimologis ya. Tetapi lebih dalam tentang keyakinan, kesabaran, kesucian batin, dan penyatuan diri dengan Allah.
BalasHapussiyaapp masama mbak
Hapusbetul sekali
Meskipun saya non muslim, tp baru tau kalau ada perspektif dari kebudayaan juga, menarik bgt !
BalasHapussiyaapp boskuhhhhhhhh
Hapusmakasih
nilai-nilai yang ada inilah yang seharusnya kita tanamkan pada diri sendiri ya sebagai umat Islam, untuk bisa Ikhlas dan sabar dalam kehidupan. Tentunya yang lainnya pun juga akan ikut serta kemudian ya.
BalasHapusBetul sekali mbak Diah....
HapusSejak SD kalau gak salah, saya tahu kepanjangan dari "sembahyang" yaitu "sembah sang hyang widhi" dan itu terpengaruh dari agama Hindhu sebagai agama yang lebih dulu ada di Indonesia. Memang ya, nenek moyang kita zaman dulu memaknai ajaran-ajaran Islam ya mau gak mau terpengaruh ajaran Hindhu, karena memang sudah melekat lebih dulu.
BalasHapusBtw terima kasih artikelnya menarik, menambah wawasan dan pengetahuan :)
itulah yang paling menarik.
Hapusnenek moyang kita sudah memiliki pegangan hidup sendiri yakni agama kapitahan. saat ini mungkin orang lebih mengenal dengan istilah kejawen.
sementara itu, kapitayan ini lebih dari sekedar kejawen. dan kapitayan sudah ada sebelum hindu, budha dan islam sampai di bumi nusantara.
sebab ada kemiripan pandangan hidup dengan hindu, budha dan juga islam. maka nenek dan kakek moyang kita memberikan toleransi bagi apara keturunan-nya, untuk memeluk agama dan kepercayaan-nya masing-masing.
kapitayan tidak pernah terpengaruh oleh agama apapun. demikian juga sebaliknya. yang terpengaruh adalah budayanya. jadi harus kita pisah antara jawa sebagai sebuah budaya dan jawa sebagai sebuah kepercayaan.
terimakasih
Sebetulnya ini bukan memaknai islam dalam kacamata budaya jawa, tetapi islam dalam perspektif jawa yang dimaksud adalah jawa sebagai sebuah pandangan hidup.
BalasHapusTerima kasih untuk tulisan yang menggugah ini, karena mengangkat dari sudut yang kontekstual. Semoga ke depan ada lagi tulisan-tulisan tentang budaya Jawa yang belum terlalu banyak diketahui orang.
BalasHapussiyaapp boskuh....
Hapusmatur suwun n salam rahayu
MasyaAllah, matunuwun atas wejangannya Eyang Sukrat, jadi lebih bisa memaknai lebih dalam maksud kata Islam itu sendiri, InsyaaAllah istiqomah, aamiin..
BalasHapusAamiin ya alloh....
Hapusjika bermanfaat maka bantu share dunk
ehehehehe...
Sejalan dengan prinsip Islam, Iman dan Ikhlas. 5 point diatas mencakup 3 pilar utama agama islam Islam Iman dan Ikhlas.
BalasHapusnice sharing mas.
raaiitttt
Hapusmatur siwun kang usman
salam kenal
siyaaapppp
BalasHapussmoga bisa bermanfaat yak
dan kita bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik
aamiin
makasih mbak ajeng
salam rahayu
manunggaling kawula gusti, karena ada ruh Tuhan di dalam diri manusia sehingga setiap manusia memiliki higher self yang bisa membimbingnya dalam bentuk intuisi :)
BalasHapusthat right....
Hapusitu intisarinya jika bisa menjalani laku makna filosofi
iman ikhlas, sabar, luhur, andap asor
maka insya alloh bisa manunggal....
makasih bos
MasyaAllah, cakep banget ini dijelaskan satu per satu kayak gini. Makasih ya mas, walaupun saya orang Jawa, tapi kayanya baru ini deh tau perspektif Jawa terhadap Islam. TFS mas
BalasHapusya smoga bermanfaat yak mbak istiana....
HapusYang saya paling suka adalah nilai Andap Asor atau rendah hati. Bahwa orang yang beriman itu dilihat dari akhlaknya dengan sesama. Semakin berilmu harusnya semakin rendah hati, bukan semakin sombong
BalasHapussetujuuuuuuuuuuuuu boskuhhhhhhhhh
Hapus