Artikel Terbaru

Menembus Kreatifitas & Produktifitas TANPA BATAS

Adalah Widayat atau yang lebih akrab disapa dengan nama Kang Dayat. Pria kelahiran Banjarnegara pada tahun 1980, yang berdmisili di desa Mad...

Postingan Populer

09 September 2023

Catur Kehidupan Part 4

Dua Kuda dalam Catur Kehidupan
Kuda adalah simbul Turangga dalam bahasa jawa. Turangga berarti tunggangan atau kedaraan. Turangga bisa juga diartikan sebagai profesi seseorang. Kuda dalam permainan catur sering juga di sebut knight dalam bahasa ingris, yang memiliki arti kesatria. Seorang kesatria sejati mengerti benar apa yang ia tekuni atau yang ia lakukan atau yang sedang ia pelajari dan atau apa yang sedang ia perjuangkan. Untuk apa, mengapa dan juga bagaimana. Sehingga ia sadar betul bahwa apa yang ia kerjakan saat ini, itulah profesinya.

Deklarasi profesi dengan penuh kesadaran atas apa yang di kerjakan atau apa yang sedang di lakukan inilah yang pada akhirnya akan melahirkan sebuah kata dedikasi. Dan atas curahan waktu, tenaga, pikiran, perasaan inilah akhirnya ia benar-benar melebur dalam laku loyalitas dan juga totalitas profesi. Inilah orang – orang yang telah membakar komitmen atas tekad yang membara dan juga niat yang suci sejak awal ia memulainya. Disinilah laku kesatria sejati dan sejatinya kesatria berada.

Sehingga jika kita kaji bersama atas konsep tersebut diatas, niat saja tidaklah cukup untuk bisa menghantarkan kita pada puncak kemenangan catur kehidupan. Setelah niat ini terlahir dari hati dan pikiran kita, seyogyanya kita mesti bisa mensucikan niat ini menjadi sebuah pengabdian ataupun sebuah amal ibadah. Dan jika proses pensucian niat ini sudah kita lakukan, lalu apa yang harus kita lakukan ? Tahap selanjutnya adalah menumbuhkan tekad yang membara. Sehingga apa yang kita niatkan bisa menggerak-kan jiwa dan raga kita, selangkah demi selangkah menuju kemenangan catur kehidupan. Bekerja dengan penuh dedikasi dan juga loyalitas inilah yang di sebut dengan totalitas. Sunan kali jaga menasehati kita dengan tiga kata “ TEKEN, TEKON, TEKAN “. Jika kita telah menemukan pegangan atas apa yang akan kita lakukan dan kita perjuangkan, kegigihan dan komitmen inilah yang akan mengantarkan kita pada puncak kemenangan catur kehidupan.

Tidak ada yang bisa menggantikan arti penting kegigihan dan keuletan. Bakat pun juga tidak, sebab ada sekian banyak orang gagal meski mereka berbakat. Pendidikan-pun juga tidak bisa menggantikannya, sebab banyak orang berpendidikan tinggi tidak bisa mencapai apa-apa kecuali ijazahnya geripis dimakan jamur dan waktu. Kegigihan, keuletan dan tekat yang membara itulah yang akan mengantarkan kita semua menjadi kesatria-kestria sejati pada puncak kemenangan setelah melalui peperangan catur kehidupan.

Dan untuk mencapai sebuah kesuksesan dalam catur kehidupan, beberapa langkah kuda barangkali bisa kita ambil pelajaran. Saat kuda hendak melangkah, ia mesti kesamping kanan atu kiri terlebih dahulu baru maju atau mundur, atau maju dan mundur terlebih dahulu baru kesamping kanan atau kiri. Tidak semua kesuksesan dalam catur kehidupan ini diraih dengan mulus. Ini pelajaran berharga yang harus kita catat. Terkadang kita harus ke kiri atau kekanan terlebih dahulu, terkadang kita maju sedikit atau malah mundur sedikit untuk kemudian setahab demi setahab kemenangan bisa kita raih. Proses inilah pelajaran yang paling berharga yang harus kita cermati ketimbang hasil. Karena hasil inilah efek atas jerih payah perjuangan itu sendiri.

Dua Gajah dalam Catur Kehidupan 
Gajah dalam papan catur kehidupan melambangkan kekuatan. Dalam bahasa ingris disebut dengan bishop atau uskup. Pelajaran atas simbul ini adalah dalam menjalani catur kehidupan, kita sebagai insan harus menyadari betul sisi kekurangan diri kita. Sehingga kita membutuhkan bimbingan dari orang-orang yang lebih pandai dan berpengalaman. Termasuk didalamnya kita membutuhkan bimbingan langsung dari orang-orang yang memiliki kedekatan spiritual dengan sang Kholik.

Jika kita melihat dengan kacamata awam, tentu kita bisa menyaksikan sebuah realita bahwa orang – orang tersebut yakni kaum ulama, kyai, pendeta, pastur, uskup terkesan memisahkan diri dari hingar bingar kehidupan duniawi. Sehingga gerak langkah Gajah ini dalam catur kehidupan terlihat serong atau miring. Namun demikian jika kita sudi untuk melihatnya dari kacamata batin, gerak langkah merekalah yang sebenarnya lurus ( siratal mustaqim ). Dan mata kitalah yang tidak bisa melihat kelurusan atas pergerakan mereka, karena kekeruhan hati dan pikiran kita.

Dua gajah dalam catur kehidupan ini juga melambangkan pentingnya bimbingan tertentu yakni bimbingan lahir untuk kesuksesan dunia dan juga bimbingan batin untuk kesuksesan akherat.

Satu Ratu / Satu Menteri / Satu Ster dalam catur kehidupan
Satu ratu melambangkan satu pendamping hidup, melambangkan satu hati, melambangkan cinta.
Satu menteri melambangkan kekuatan satu ratu dalam pengaruhnya menentukan sebuah kebijakan atau keputusan. Melambangkan pengaruh wanita dalam catur kehidupan. Melambangkan pengaruh kekuatan cinta dalam catur kehidupan.

Kekuatan – kekuatan cinta dalam merubah dunia telah tercatat dengan tinta emas sejarah kehidupan kita. Dengan cintalah orang yang begitu pandai menjadi kelihatan sangat bodoh. Seorang yang bijak menjadi membabi buta, seorang yang jahat bisa menjadi baik. Dengan kekuatan cinta pula peperangan berubah menjadi perdamaian dan juga sebaliknya.

Pergerakan ratu cinta tak terbatas oleh ruang dan waktu dan tak mengenal ras, suku, kasta, bangsa dan agama sekalipun. Ia datang dan pergi bersama waktu. Karena cinta itupun sebenarnya juga makhluk Tuhan Alloh SWT. Tak ada satupun agama di dunia ini, baik agama samawi maupun agama ardhi yang tidak mengajarkan tentang cinta kasih. Semua agama di dunia mengajarkan tentang hal ini. Disini pula bukti bahwa sifat kasih Tuhan telah melekat erat dalam jiwa kita sebagai insan yang bernama manusia. Lalu…

  1. Dimanakah cinta suci itu berada ?
  2. Dimanakah cinta sejati itu berada ?
  3. Dimanakah cinta tulus itu berada ?

Cinta suci adalah cinta Tuhan terhadap makhukNya. Yakni sebuah cinta yang tidak ternodai oleh kepentingan apapun. Tanpa pandang bulu, baik yang bertaqwa, yang kafir, yang baik, yang jahat, yang amanah, yang pendusta, yang menyekutukan-Nya, maupun yang meng-Esakan-Nya. Semua diberinya Rizky sebagaimana yang telah di gariskan atas hak makhlukNya.

Cinta sejati adalah cinta Rosululloh Muhammad SAW kepada umatnya. Sejak Ia memperjuangkan Islam sebagai satu agama yang khak, hingga ajal menjemputNya di detik-detik terakhir yang terucap “ umatku…umatku…umatku… “

Cinta tulus adalah cinta seorang ibu kepada anaknya. Sejak janin berada dikandungan selam 9 bulan lebih, hingga ia dewasa sekalipun, seorang ibu senantiasa mendidiknya, memperhatikan-nya, merawatnya tanpa berharap apapun kecuali agar sianak kelak bisa berhasil dalam kehidupan-nya.

Lalu dimanakah cinta suci, sejati dan tulus itu berada ?
Dalam diri kekasih Alloh-lah ia bersemayam, ia sadar betul dimana, dari mana dan hendak kemana tujuannya. Sehingga focus keseluruhan gerak, hati, pikiran dan perbuatan-nya hanya tertuju padaNya. Sehingga ketika Nabi Ayub telah dilanda derita yang luar biasa, sakit yang teramat parah hanya menyisakan mata dan lidahnya yang sehat, dengan mata lahir dan mata batin-nya ia melihat kebesaran dan kekuasaan Tuhan Alloh dan dengan lidahnya yang lahir maupun batin, ia berucap dan menyeru kebesaran serta kekuasanNya. Dan ketika nabi Ibrahim dibakar oleh panasnya api yang membara oleh kaum kafir. Ia juga tidak merakan panasnya api, karena ia telah meleburkan dirinya hanya dengan cinta kepada Alloh SWT maka Tuhan Alloh-pun atas kekuasaan dan kebesaran-Nya melebur bersama cinta Nabi Ibrahim. Sehingga bara api yang berkobar tidak lagi terasa panas, bahkan menjadi terasa dingin dan indah.

Umat Rosulullah SAW adalah umat yang sempurna ( ghairu ummah ) dan Rosululloh sendiri adalah gambaran insan kamil (manusia yang sempurna ) sekaligus al insanul al kamil (sesempurna sempurnanya manusia ). Sebagai umat Rosul Alloh Muhammad SAW, kita diberi kesempatan untuk bisa mencapai titik al insanul al kamil. Sebagaimana Rabiah Al Adawiyah, Syech Mansyur Al Halaj, Syech Siti Jenar, Syech Imam Hasan Assadili, Syech Abdul Qodir Al Jaelani dan lain – lain. Manunggaling Kaluwa Gusti adalah sebuah fakta. Dan sejarah telah membuktikan-nya. Lalu mengapa kita mesti mencibirkan-nya ? mengapa kita tidak menggalinya ? dan mengapa kita enggan mempelajarinya ?

Satu Raja dalam Catur Kehidupan 

Raja dalam catur kehidupan dapat dimaknai sebagai pemimpin tertinggi, yakni hati nurani. Yaitu hati yang telah tercerahkan oleh pancaran cahaya ketuhanan. Langkah raja tidak bisa terlalu jauh, hanya satu langkah kekanan atau kekiri, maju atau kebelakang saja. Walaupun demikian, langkah kecil atau pendek, suara yang sangat lirih sekalipun yang ada di dalam hati kita, itulah suara kebenaran. Kebenaran yang terkadang kita justru mengabaikan-nya. Hatilah sang raja sejati yang ada dalam diri manusia. Pikiranlah panglima tertinggi yang ada di dalam diri manusia. Lalu, mengapa kita terkadang lebih mendewa-dewakan pikiran kita ketimbang suara hati nurani kita ?

“ Dalam diri anak adam ada segumpal daging, bila ia baik, akan baiklah seluruh jasadnya dan bila ia buruk,  akan buruklah seluruh jasadnya, ingat ia adalah hati “( al-khadist )

Kajian ini bersifat personal dan terbuka. Jika ada yang mau menambahkan, meluruskan demi terciptanya sebuah pengetahuan baru bagi pribadi saya maupun yang lain. Saya sangat mengharapkan. Semoga kita bisa menjadi diri sendiri yang ideal dalam perpektif fitrah penciptaan makhluk yang bernama MANUSIA.

Salam Rahayu 
Banjarnegara, 10 September 2023
Bupati Forum Rembug Banjarnegara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah meninggalkan jejak dilapak ane, tunggulah kunjungan balik ane ke lapak agan-agan semua.. Salam Rahayu dan Salam waras. Wahono Secret