Artikel Terbaru

Menembus Kreatifitas & Produktifitas TANPA BATAS

Adalah Widayat atau yang lebih akrab disapa dengan nama Kang Dayat. Pria kelahiran Banjarnegara pada tahun 1980, yang berdmisili di desa Mad...

Postingan Populer

27 September 2023

FRB Menggugat Logo Baru Banjarnegara

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa pada peringatan hari jadi Banjarnegara yang ke 451, yakni 26 Februari 2022. Secara resmi DPRD Kabupapaten Banjarnegara menyerahkan LOGO BARU Kabupaten Banjarnegara  kepada PLH Bupati Syamsudin. Dan itu artinya logo lama Kab. Banjarnegara bakal tidak lagi dipake sebab sudah ada logo yang baru. Right….

Salah satu alasan mengapa logo lama harus diganti dengan logo baru adalah ? “Perubahan ini selain berbasis sejarah yang tadinya lebih Nerderlansentris, kini menjadi Indonesiasentris juga harapannya menjadi semangat baru untuk menjadi lebih baik” tegas Agus Junaedi selaku Pansus Perubahan Logo Baru Kab. Banjarnegara ( DPRD Kab. Banjarnegara ). 

Mengapa statemen tersebut keluar? Sebab ; 

Perubahan hari jadi ini merujuk pada buku Babad Kalibening yang menjadi sumber sejarah di wilayah Banyumas. Selain itu, diperkuat dengan catatan sejarah kepulangan Raden Jaka Kaiman (menantu Adipati Wirasaba) disertai gandek atau pengawal dari kesultanan pajang. Jaka Kaiman secara ksatria berani menghadiri undangan Sultan Pajang (diperkirakan pada tanggal 26 Februari 1571 bertepatan dengan 1 syawal 978 Hijriah yang merupakan hari raya bagi umat Islam) pasca wafatnya Adipati Wirasaba akibat kesalahan pihak Kesultanan.

Usai mendapat kanugrahan sebagai pemegang tampuk kekuasaan di Wirasaba, Jaka Kaiman menyampaikan gagasan untuk membagi kekuasaan menjadi 4 kadipaten Wirasaba yang sangat luas untuk saudara iparnya. Maka ia dijuluki “Adipati Mrapat” (Jawa : Mara Papat atau membagi empat). Wirasaba kemudian dibagi 4 yaitu : Wirasaba sendiri, Merden, Banjar Petambakan, dan Kejawar.

Kadipaten Banjar Petambakan mempunyai tokoh bupati heroik yang bernama Mangunyuda alias “Sedaloji” yang gugur di loji kompeni untuk membela tanah air pada Geger Pracino di Keraton Surakarta. Perubahan hari jadi ini untuk membawa spirit nasionalisme dan patriotisme, karena peringatan hari jadi pada tanggal sebelumnya yakni 22 Agustus merupakan tanda dimulainya kekuasaan Belanda secara administratif di Banjarnegara. Berbeda dengan tanggal 26 Februari ini jauh sebelumnya dan memiliki spirit nasionalisme dan patriotisme.

Paham kan mengapa hari jadi Banjarnegara berubah dari 22 Agustus 1831, menjadi 26 Februari 1571? Jadi perihal atas latar belakang alasan sejarah inilah, saya tegaskan bahwa ; para aktifis is agree alias setuju dan atau sepakat. Yang akan kita gugat adalah WUJUD Baru Logo banjarnegara, yang polanya masih mirip dengan logo lama dan TIDAK syarat makna serta tidak benar-benar baru. 

Sebagaimana stetemen dari Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Komisariat Banjarnegara, Kang  Heni Purwono “Dalam rapat tadi saya mengusulkan agar logo benar-benar baru, memiliki nuansa historis sekaligus menguatkan identitas Banjarnegara. Maka saya usulkan unsur Dawet Ayu masuk di dalamnya, karena sudah menjadi ikon dan berdiaspora ke seluruh nusantara” jelas Heni.

Berikut adalah DETAIL GUGATAN yang akan kita kupas satu persatu : 

[Klik Gambar untuk memperbesar dan memperjelas anasila]

PERTAMA : TIDAK ADA KETERANGAN SECARA RESMI CODING WARNA 
Jika kita lihat dengan Frame Size yang sama, yakni frame size : 6 X 9 Cm, logo lama lebih terasa langsing dan logo baru lebih terasa gemuk. Kedua Logo Tersebut belum memiliki CODING WARNA ( Dalam perspektif grafis sangat penting, agar tidak ada perbedaan warna ) Contoh Coding Warna Hijau Premier adalah : C = 100, M = 0, Y = 100, K = 0 yang akan ,enghasilkan warna HIJAU PREMIER, dimanapun cetakan itu dilakukan di seluruh dunia, raaiitt…..

PANSUS LOGO BARU BANJARNEGARA Berkewajiban untuk melakukan sharing informasi perihal CODING Palet warna tersebut sebagai bentuk TANGGUNGJAWAB Profesionalisme Keabsahan dan keaslian warna dalam sebuah LOGO. Dan Kenyataannya hingga Logo Baru di RESMIKAN hingga sekarang saat analisa ini dibuat. BELUM ADA INFORMASI TERSEBUT. Masyarakat terutama akademisi dan dunia percetakan menunggu hadirnya keterangan detail tersebut. Sehingga perubahan ini terkesan TIDAK Professional alias dolanan alias hanya untuk program menghabiskan anggaran saja. 

KEDUA : KALIMAT CANDRA SENGKALA SESANTI 
Sebab Kabupaten Banjarnegara, yang semula Weton-nya 22 Agustus 1831 dengan sesanti “WANI MEMETRI RAHAYUNING PRAJA“, kemudian berubah weton-nya menjadi 26 Februari 1571, maka sesanti atau tagline dalam bahasa perusahaan atau semoboyan dalam istilah kenegaraan pun ikutan berubah. “MANUNGGALING SWARA TUMATATING PRAJA“. Itulah semboyan Banjarnegara saat ini. 
“MANUNGGALING SWARA TUMATATING PRAJA“.
Artinya : “Bersatu Padunya Masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam Membangun dan Manata Kehidupan demi terwujudnya Daerah yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur yaitu wilayah yang selalu dinaungi kemakmuran dan kebahagiaan lahir dan batin bagi seluruh Masyarakat Banjarnegara.” 

Maka Syarat untuk menuju sebuah daerah yang Thayyibatun wa Rabbun Ghafur yaitu wilayah yang selalu dinaungi kemakmuran dan kebahagiaan lahir dan batin adalah dengan Bersatu Padunya Masyarakat dan Pemerintah Daerah dalam Membangun dan Manata Kehidupan. Jika tidak bersatu padu, maka tujuan membangun daerah yang Thayyibatun wa Rabbun Ghafur tidak akan pernah tercapai. 

Penekanan poin bersatu padu antara masyarakat dan pemerintah menjadi fokus utama. PROBLEM Terbesarnya adalah ; Bagaimana dan seperti apa posisioning Banjarnegara kedepan, bahwa Banjarnegara akan dibangun seperti apa dan menjadi kota apa, baik dewan maupun pemerintah tidak mampu menejelaskan. Lalu bagimana kita bisa bersatu padu? 

Kita butuh arah dan tujuan pebangunan Banjarnegara kedepan bung! BUKAN hanya sekedar kalimat membangun Banjarnegara yang bermartabat dan sejahtera sebagaimana visi besar kabupaten yang digembar gemborkan. 

Bagaimana bisa Banjarnegara jadi kota yang bermatabat dan sejahtera? wong jumlah pengangguran-nya saja berdasarkan data statistik BPS Kab. Banjarnegara tahun 2023 (dokumen negara - Banjarnegara dalam angka - tahun 2023), tembus diangka 6,38% dari jumlah penduduk sebanyak 1.038.718 jiwa.
Terdiri : dari 521,576 laki-Iaki dan 517.142 perempuan. Artinya jika kita hitung jumlah penduduknya dengan pembulatan angka 1.000.000 Penduduk saja, maka ada 63.800 orang potensi pengangguran terbuka tahun 2022. lalu apa kabar di tahun 2023???

Angka kemiskinan Banjarnegara tembus di 141.000 Penduduk yang dianggap miskin. UMR Terendah yakni Rp1.958.170 se-Jawa Tengah. Jumlah Perceraian kita sejak tahun 2017 hingga tahun 2022 tembus diangka 15.686 pasangan bercerai. Data tahun 2021 menyebutkan bahwa di Banjarnegara ada pasangan yang menikah sebanyak ; 7.826 dan yang berhasil dan sukses bercerai ditahun yang sama 2017 sebanyak ; 2.325 pasangan. Artinya 30% pasangan yang bercesai dari total jumlah pasangan yang menikah ditahun yang sama. Dan satu hal yang harus dicatat adalah 60% lebih penyebab perceraian adalah faktor EKONOMI. Selebihnya disebabkan karena ; adanya PIL/WIL, Kekerasna dalam rumah tangga, tidak singkronnya hubungan mertua dan menantu dan anak, serta tidak dan atau memiliki keturunan. Bagaimana kita bisa sejahtera boskuhhhhhhhhhhh???? angel...

Berbeda dengan sesanti sebelumnya yakni ; "Segenap Warga Daerah Banjarnegara bertekad bulat  melestarikan kemakmuran menuju kebahagiaan lahir bathin bagi rakyat dan pemerintahannya". Sesanti ini memberikan gambaran kepada kita bahwa Banjarnegara sejak jaman Kie Ageng Maliu (salah satu pendiri Banjarnegara) yang sudah makmur alamnya. sehingga kita harus berani berkomitmen untuk bisa mempertahankan kemakmuran kondisi alam, hingga menetes menjadi kemakmuran untuk rakyatnya terlebih dahulu baru pemerintahnya. BUKAN jadi terbalik malah pemerintahnya dolo yang makmur, urusan rakyat gak dipikir. 

Mari kita kaji ulang perihal Kalimat Candra Sengkala Sesanti yang tersematkan dibawah logo baru Banjarnegara. TIDAK hanya ditinjau dari tata kalimat tahun berdirinya Kabupaten Banjarnegara semata, tetapi dari berbagai macam perspektif. 

KETIGA : 14 Benda atau Bangunan yang terusu dalam Perisai Logo Baru Banjarnegara 

[ Klik untuk memperbesar gambar dan tulisan]
[ Klik untuk memperbesar gambar dan tulisan]

Ada 11 Jenis Warna Dalam Logo Baru Kabupaten Banjarnegara
1. Hitam         [ Kode : ………… ? ] Cmyk
2. Kuning       [ Kode : ………… ? ] Cmyk
3. Hijau          [ Kode : ………… ? ] Cmyk
4. Buru Tua    [ Kode : ………… ? ] Cmyk
5. Biru Muda  [ Kode : ………… ? ] Cmyk
6. Cokelat       [ Kode : ………… ? ] Cmyk
7. Orange       [ Kode : ………… ? ] Cmyk
8. Abu-Abu    [ Kode : ………… ? ] Cmyk
9. Abu-Abu Tua [ Kode : ………… ? ] Cmyk
10. Merah        [ Kode : ………… ? ] Cmyk
11. Putih          [ Kode : ………… ? ] Cmyk


Terdapat 7 point, dari 14 Macam Ornamen atau Benda Alam / Bangunan, yang menjadi Kajian Analisis Forum Rembug Bannjarnegara, yang masih kita PERTANYAKAN Makna dan Filosofi Perwujudhan-nya. 

Kesimpulan HASIL diskusi Forum Rembug Banjarnegara, episode 4 adalah : 
  1. Forum Rembug Banjarnegara BELUM Menerima SEPENUHNYA LOGO BARU Banjarnegara, sebagai LOGO / Lambang Kabupaten Banjarnegara. Karena masih ada 7 Macam elemahan ornament, benda alam / bangunan YANG KURANG MEMILIKI NILAI – NILAI FILOSOFI dan atau dabbling SIMBUL. 

  2. Terhadap LATAR BELAKANG bergantinya logo Kabupaten Banjarnegara, SEMENTARA kita AGREE ! Tetapi FRB tetap akan membuka ruang diskusi keabsahan analisa sejarah Banjarnegara. Mengapa ? sebab diluar sana masih terdapat perdebatan perihal keabsahan WETON Banjarnegara dari berbagai perspekti. 

  3. PANSUS LOGO BARU Kab. Banjarnegara, kami anggap MASIH TERLALU GEGABAH untuk segera meresmikan lahirnya LOGO Baru Kab. Banjarnegara. Sebab SEKALIPUN PANSUS sudah mendatangkan para AHLI SEJARAH, BUDAYAWAN dan lain – lain. Masyarakat Banjarnegara bukanlan masyarakat yang BODOH yang mau di KIBULIN dengan wujud garapan LOGO sekelas SMP.. Yang dalam analisa kami perwujudan SIMBUL dalam LOGO BARU Kab. Banjarnegara masih terlihat ASAL-ASALAN. Padalah LOGO adalah sebuah SIMBUL Identitas dan Budaya dalam sebuah Kabupaten. Kata para sejarawan. 

  4. FRB sangat mengaprisiasi kepada beliau Ketua PANSUS Logo Baru Banjarnegara, yang sudah berkenan hadir dalam acara KOPDAR – 04 FRB. Sehingga kami FAHAM dan MENGERTI atas keterangan dan kejelasan dari beliau bahwa SIMBUL dan LAMBANG yang ada dalam LOGO BARU Kab. Banjarnegara, ternyata sarat dengan nilai-nilai sejarah. Dan juga sarat dengan strategi politik bahwa akuisisi Dieng secara umum maupun keberadaan candi arjuna bisa diakui secara umum menjadi milik Banjarnegara, bukan yang lain. 
Mari Berdiskusi dengan cerdas dan cermat. yang berlandaskan rasa cinta terhadap Banjarnegara. 

4 komentar:

  1. Usulan dari FRB untuk logo resmi yang baru seperti apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau usulan yug serius kita belum berani membuat-nya. sebab ini tidak main-main. tetapi klo sekedar iseng-iseng ya kita pernah otak atik. ehehehehe

      Hapus
  2. Dalam membuat logo sebaiknya jangan asal2n. Karena setiap logo memiliki maknanya tersendiri. Saya ga pernah berani untuk mengambil job desain logo sebuah daerah jika saya tidak mengetahui maknanya.

    Untuk warna ini sangat penting diberikan kode warna cmyk, ini untuk cetak agar warna sesuai dan sama satu dengan yang lainya.

    BalasHapus

Terimakasih sudah meninggalkan jejak dilapak ane, tunggulah kunjungan balik ane ke lapak agan-agan semua.. Salam Rahayu dan Salam waras. Wahono Secret