Menggali Potensi Seni Budaya dan Icon ASLI Banjarnegara

Adalah sebuah proses pencarian Identitas sebagai bentuk dan atau wujud kenal dan mengenali Banjarnegara secara lebih mendalam. Agar tumbuh rasa bangga dan semakin mencintai tanah tumpah darah. 

Dalam perjalanannya akhirnya sampai pada titik dimana saya menemukan BUDAYA Banjarnegara yang tidak bisa lepas dari budaya Banyumasan. Yakni Budaya CABLAKA. Sebuah Budaya Ngomong apa anane, ora nganggo tedeng aling-aling. Tapi nggari ngomong nganggo gaya Baworan. 

Inilah budaya asli Banjarnegara, yang barangkali sudah mulai terkikis bahkan mulai terlupakan, sebab perkembangan zaman dan juga kahanan. 

Lalu, seperti apa identitas seni / kesenian asli Banjarnegara? 

Ternyata rumit dan juga ruwet dalam proses pencarian identitas yang satu ini. Sebab terbatasnya literasi dan kurangnya forum yang membahas atau mengkaji perihal seni / kesenian asli Banjarnegara. 

Dari sekian banyak bentuk kesenian, dari kesenian : Wayang Kulit, Tari-Tarian, Ndolalak, Ujungan Budaya, Kudhuran Budaya, Hadroh, Showlawatan, Nasidaria, Calung, Lengger, hingga Teater, Standup comedi bahkan kesenian music band. Ternya kesenian rakyat yang terus berkembang dan membumi di Banjarnegara adalah Kesenian Kuda Kepang, atau Kuda Lumping, atau Ebeg atau EMBEG. 

Kesenian Embeg ini terdata secara resmi di Dinas Pariwisata dan Budaya Kab. Banjarnegara, sejumlah 144 Group. yang belum terdata kurang lebih hampir 40% dari data yang sudah tercatat. Ini membuktikan bahwa kesenian EMBEG di Banjarnegara, benar-benar telah membumi, digemari sekaligus dicintai oleh masyarakat sebagai sejatinya Kesenian Rakyat. 

Eksistensi ini mestinya bisa mendapatkan apresiasi tersendiri dari pihak pemerintah maupun dewan. Agar kantong-kantong budaya yang telah melestarikan dan membudayakan sebuah karya seni bisa mendapatkan PLACE atau tempat tersendiri sebagai ajang ekpresi, aktualisasi sekaligus profitable bagi para pelaku kesenian Embeg tersebut. Bukan hanya space sajah tanpa dibina dengan benar kemudian dijadikan sebagai komuditi politik. 

Perlu ada Deklarasi bahwa Embeg bisa dan telah menjadi sebuah kesenian rakyat Banjarnegara dg fakta dan data yang tersedia. Setelah itu baru masuk pada tahap proses pencarian letak berbedanya Embeg Banjarnegara dengan Embeg lain diluar Banjarnegara. inilah yang dimaksud kekuatan MAKLUMAT. Claim sebuah produk yang lahir, tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk masyarakat. 

Kemudian tentang ICON Banjarnegara sebagaimana yang saya sebutkan dalam video saya ini, Hingga sampai pada puncak dataran tinggi Dieng dengan TUK / Sumber Mata Air BIMALUKAR. Yang melahirkan sungai besar kebangggan Banjarnegara yakni Sungai Serayu. Semakin yakin bahwa BIMA atau SENA atau WERKUDARA inilah sejatinya yang bisa kita jadikan sebagai ICON Banjarnegara kedepan. 

Tokoh Bima dalam pewayangan adalah salah satu tokoh Pandawa Lima yang memiliki karakter tegas. Bicaranya keras, ora bisa kromo ( banyumasan bgt ) dan tidak banyak bicara seperti halnya tokoh lain dalam pandawa lima. 

3 unsur Seni, Budaya dan Icon Banjarnegara ini baru pada tahap proses pencarian dan penemuan atas sebuah identitas untuk Banjarnegara tercinta. Bisa jadi banyak kekeliruan. Karenanya secara pribadi maupun komunitas Forum Rembug Banjarnegara, berharap besar untuk bisa berdiskusi secara mendalam dengan pengamat, penggiat seni dan budaya serta para aktifis Banjarnegara dna para tokoh sejarawan dan tokoh masyarakat. Agar kedepan identitas seni budaya dan icon Banjarnegara semakin jelas dan gamblang. 

Sekali lagi Ruang diskusi terbuka sangat lebar untuk bisa menampung literasi dna juga gagasan saudara-saudara semua dengan landasan rasa cinta terhadap tanah tumpah darah Banjarnegara. 

Salam Budaya
Wahono
Bupati Forum Rembug Banjarnegara