- Tuhan itu apa?
- Alamatnya dimana?
So, agama adalah merek tersebut diatas. Agama adalah jembatan menuju kepadaNya. Saat kita berbuat baik, orang tidak akan betanya agamamu apa. Kebaikan tetaplah kebaikan yang sumbernya langsung dari Sang Gusti yang Maha Welas Asih. Dan kebaikan adalah salah satu output ritual dari setiap agama apapun di dunia ini.
Kembali ke laptop - Tuhan itu apa?
Tuhan adalah Dzat yang memiliki nama/asma (Asmaul Husna) dan sifat. Orang jawa sering menyebut ; Tuhan/Gusti iku "Tan Keno Kinoyo Ngopo" - ono neng ora ono. Ada tetapi tidak terlihat. QS ; An-Nur ; ayat 35 ; Tuhan adalah sumber Cahaya/Sumber energy.
Tuhan adalah Dzat yang memiliki nama/asma (Asmaul Husna) dan sifat. Orang jawa sering menyebut ; Tuhan/Gusti iku "Tan Keno Kinoyo Ngopo" - ono neng ora ono. Ada tetapi tidak terlihat. QS ; An-Nur ; ayat 35 ; Tuhan adalah sumber Cahaya/Sumber energy.
"Allah (pemberi) cahaya (pada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang (pada dinding) yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang (yang berkilauan seperti) mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah memberi petunjuk menuju cahaya-Nya kepada orang yang Dia kehendaki. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu".
Jika Tuhan adalah sumber cahaya, maka tidak ada satu sisipun di dunia ini yang bisa menjadi terang tanpa cahaya. Kita bisa melihat apapun didunia ini baik hal-hal indah, menyenangkan, mengagumkan, menyedihkan bahkan hal-hal yang bisa membuat kita geram dan merasa marah karena hal-hal tersebut dialiri oleh cahaya. Tanpa cahaya semuanya menjadi gelap dan tak terlihat - secara syariat.
Secara Hakikat ; QS. An-Nur, ayat 35 ; telah menjelaskan secara rinci dan gamblang melalui perumpamaan yang tertulis tersebut yakni ;
- Sebuah perumpamaan Cahanya_Nya itu seperti sebuah PELITA BESAR yang berada pada lobang kecil dari dinding yang tidak tembus. Poin ini berbicara letak Sumber Cahaya. Bahwa ketika seseorang telah mendapatkan hidayah/petunjuk, maka ia telah kembali pada KESADARAN MURNI yang tidak terdistraksi oleh apapun. Kesadaran Murni tersebut sering kita sebut sebagai Kesadaran keillahian atau kesadaran keTuhanan. Lalu dimanakah letak kesadaran itu berada? ia berada pada hati nurani setiap insan dimuka bumi ini, melalui tafakur/ berfikir dan merenung serta kontemplasi/semedhi/nyawiji/manungal/heneng-hening-henong. Sehingga ia bisa mulai berta'áruf / kenal dengan dirinya sendiri. Hingga kenal dan mengenali siapa Tuhannya.
- Kilauan cahayaNya bagaikan bintang mutiara.
Poin ini menjelaskan bahwa ; ketika seseorang telah tercerahkan pada kesadaran murni. Cahanya jauh lebih menyejukan. Cahanya tidak membakar. Cahanyanya penuh kedamaian dan juga ketenangan. - Bahan bakar cahaya-Nya saja tanpa disentuh api - sudah mampu menerangi.
Poin ini juga memberikan penjelasan kepada kita bahwa ; semangat-nya saja dalam berketuhana, telah mampu memberikan dampak yang menarik bagi sekelilingya. Tanpa harus mendoktrik dengan cahaya-cahaya lain selain dari sumber ajaran CahayaNya. - Cahayanya berlapis-lapis
Poin ini menjelaskan kepada kita bahwa ; setiap petunjuk/hidayah itu bertahap untuk menuju kepada Sang Sejati yakni Tuhan sang sumber cahaya.
- Tuhan memberikan petunjuk bagi mereka yang menghendaki
Poin ini menegaskan bahwa ; Tuhan senantiasa memberikan petunjuk bagi orang-orang yang telah dan sedang berusaha mencari sejatinya hidup dan sejatinya Tuhan. Ingat QS ; Ar-Ra'd ; ayat 11 ; " Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri,".
Sampai disini, sekilas Tuhan itu apa dan alamatnya dimana, sedikit mulai terungkap satu demi satu. Bahwa dalam hidup ternyata ada Sang Maha Hidup atau pemberi kehidupan. Tuhan itu ada dan Tuhan itu Nyata.
Kembali ke laptop ; Bahwa Tuhan adalah Dzat yang memiliki nama/asma dan sifat. Maka di akhir artikel ini saya lampirkan Asmaul Husna/ Nama-Nama Tuhan berikut sifat-sifatNya sebagaimana kepercayaan dan tradisi Islam.
Dan dalam kajian tentang Para Pencuri Tuhan sesi pertama ini, saya ingin mengupas salah satu sifat Tuhan yang pertama yakni WUJUD. Mengapa ini penting untuk kita bahas diawal? sebab kita saat ini berada pada sebuah realita kehidupan/kasunyataning urip.
Kembali ke laptop ; Bahwa Tuhan adalah Dzat yang memiliki nama/asma dan sifat. Maka di akhir artikel ini saya lampirkan Asmaul Husna/ Nama-Nama Tuhan berikut sifat-sifatNya sebagaimana kepercayaan dan tradisi Islam.
Dan dalam kajian tentang Para Pencuri Tuhan sesi pertama ini, saya ingin mengupas salah satu sifat Tuhan yang pertama yakni WUJUD. Mengapa ini penting untuk kita bahas diawal? sebab kita saat ini berada pada sebuah realita kehidupan/kasunyataning urip.
Wujud dalam sifat-sifat Allah berarti ada. Lebih specifically, wujud menunjukkan bahwa Allah itu ada dengan sendirinya, keberadaan-Nya tidak bergantung pada apapun dan tidak bisa dihilangkan oleh apapun. Dan jika Tuhan adalah Sang Sumber Cahaya, maka tidak ada satu sisipun di dunia ini yang bisa menjadi terang karena Tuhan/ Alloh. Artinya Alloh/ Tuhan itu nyata dan ada.
Kita saat ini dan detik ini ada dan berada dalam sebuah kehidupan. ini adalah realita dan fakta. Entah kehidupan kita merasa susah, menderita, sedih, senang, bahagia adalah realita yang sedang kita alami dan kita hadapi saat ini.
Menerima realita hidup dengan kesadaran penuh tanpa batas, berarti menerima realita keberadaan Tuhan. Dan Melawan atau menolak realita hidup berarti melawan dan menolak keberadaan Tuhan.
Sebab Tuhan adalah Sang Realitas sejati yang yang tak terbantahkan!
Jika secara realita dan fakta bahwa kehidupan masyarakat kita sedang mangalami kesusahan secara ekonomi. Ini fakta dan realita. Kita tidak bisa membantahnya. Yang bisa menjadikan kita sedih, menderita, tenang, dan atau bahagia adalah respon kita.
Jika kita merespon kasunyataning urip atau fakta kehidupan dengan cahaya ketuhanan, niscaya kehidupan kita akan terasa damai. Damai lebih dari sekedar tenang dan tentram. Dan damai itulah salah satu intisari/ruh islam. so..., jika dalam kehidupan kita, belum pernah merasakan kedamaian yang luar biasa, padahal kita telah banyak sekali melakukan ritual. Berarti patut kita mempertanyakan kembali konsep ketuhanan dan keyakinan beragama kita.
Sebab ritual adalah Jembatan menuju keselarasan Sunatulloh. Bagaimana mungkin suatu jalan yang mengarah pada bentuk keselarasan dan berujung kepadaNya dan kita lakukan berulang-ulang hingga ribuan kali, tetapi buah yang dirasakan bukanlah sebuah kedamaian? Jangan-jangan ritual yang kita lakukan hingga detik ini hanya sekedar menggugurkan sebuah kewajiban, yang ujung-nya hanya menjadi sebuah kebiasaan. Ingat - sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan atau hebbit, jika kita tidak melakukannya, maka kita menjadi gelisah. Mari kita bertafakur/berfikir kembali, jangan sampai ritual yang sakral kita lakukan hanya menghasilkan bekas kebiasaan tanpa ada velue atau nilai tambah akan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Tuhan. "
" Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu." - QS ; Al-Baqarah ; ayat 208
Disinilah pentingnya kita mempelajari agama dan keyakinan kita terutama islam secara UTUH atau holistik. Sebab rata-rata kita memeluk islam bukan karena mencari dan mempelajari , tetapi karena keturunan dan kebiasaan. Begitu kita mulai mempelajari ajaran-ajaran yang terkandung didalamnya, ternyata Islam/Damai itu benar-benar rahmatan lil alamin. Rahmat bagi seluruh semesta alam.
Kembali ke laptop : Lalu dimana alamat Tuhan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah meninggalkan jejak dilapak ane, tunggulah kunjungan balik ane ke lapak agan-agan semua.. Salam Rahayu dan Salam waras. Wahono Secret