Artikel Terbaru

Menembus Kreatifitas & Produktifitas TANPA BATAS

Adalah Widayat atau yang lebih akrab disapa dengan nama Kang Dayat. Pria kelahiran Banjarnegara pada tahun 1980, yang berdmisili di desa Mad...

Postingan Populer

06 September 2023

Menatap Embeg Sebagai Potensi atau Komoditi?

Dalam artikel sebelumnya saya pernah menulis tentang jumlah group embeg yang ada di Banjarnegara, yang sudah terdaftar di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Yakni sejumlah 144 Group. Jika satu group saja paling tidak dalam setiap konser, antara player, penggamel, sinden dan menejemen berjumlah 30 orang maka jika dikalikan 144 group akan ketemu angka 4.320 orang. Dan ini adalah potensi suara bagi para caleg DPRD Mbanjar. Dan begitulah kura-kura sedikit narasi dan atau pola pikir kaum politisi gadungan. Apa-apa dihitung jumlah suarane. Ahahahaha…

Ketahuilah wahai saudaraku semua, bahwa kesenian embeg itu sudah ada sejak 1.277 tahun yang lalu, yakni ketika kanjeng sunan Kalijaga melakukan dakwah islam ditanah jawa melalui kesenian kuda lumping atau embeg (bahasa mbanjarnya). Yang dahsyat dari kesenian embeg ini adalah usianya yang sudah sangat tua, hingga jaman now. Ia tak pernah lekang oleh sang waktu. Ia semakin eksis dalam gempuran technology informasi dan gencarnya dunia medsos.

Dan secara pribadi yaqin bahwa jumlah angka sebanyak 144 group itu hanya data yang sudah terdaftar saja di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Banjarnegara. Sedangkan yang lain alias yang belum mendaftar, jumlahnya masih diangka ratusan. Artinya ada lenbih dari 200 group embeg yang ada di Banjarnegara. 

Jika jumlah desa dan kelurahan di Kab. Banjarnegara sebanyak 278. Maka group embeg ini hampir ada disetiap desa yang ada di Banjarnegara. Sebuah potensi seni dan budaya yang belum tentu dimiliki oleh kabupaten lain di jawa tengah, bahkan Indonesia. Keren kan aslinya Banjarnegara?

Sayangnya potensi besar ini belum dilirik oleh pemda maupun para dewan selain hanya untuk kepentingan politik mereka saja. Satu hal yang pasti komunitas embeg Banjarnegara ini mesti ditampung, diwadahi, dibina dan diarahkan. Sehingga keberadaan mereka akan terus eksis sampai kapanpun. Lebih jauh lagi adalah perlunya pemikiran dan terobosan baru agar golongan / komunitas pelestari kesenian rakyat ini bisa hidup dan mendapatkan income dari proses berkesenian mereka. Sehingga mereka bisa hidup dan menyekolahkan anaknya hingga menjadi orang-orang yang hebat dalam bidangnya masing-masing. 

COLOSSEUM EMBEG

Adalah sebuah gagasan, ide bagaimana memberikan place sekaligus space bagi kaum seniman, terutama golongan kesenian embeg Banjarnegara dan sekitarnya. Untuk berkespresi, untuk beraktualisasi dan bisa menghasilkan benefit sekaligus profit atas dedikasinya melestarikan kesenian dan budaya luhur bangsa. Sebuah bangunan besar sebagai ajang bergengsi konser kesenian embeg maupun yang lain, layaknya sebuah pertunjukan artis nasional dan atau international, dengan property sound serta lighting yang mumpuni. Yang saya beri nama Colosseum Embeg. 

Colosseum Embeg memiliki arti Colosseum adalah kata yang sering kita dengar dari rangkaian kata Colosseum Romawi. Yakni sebuah tempat yang dijadikan sebagai ajang pertunjukan adu kekuatan di kerajaan Romawi. Sedangkan jika diucapkan dalam bahasa jawa Colosseum itu akan ditulis dengan kata KOLOSIUM yang artinya kolo itu sama dengan waktu, sium adalah penggalan kata dari siuman. Jadi kolosium itu artinya  wayahe tangi atau waktunya bangun. Berdiri dengan menggunakan apa? Wayahe tangi, wayahe sadar melalui kesenian embeg sebagai salah satu warisan seni budaya atas ajaran jawa dan islam dari kanjeng Sunan Kali Jaga. Inilah jawaban mengapa gedung ini saya beri nama Colosseum Embeg. 

Adapun detail teknis kerjasama dengan para seniman embeg, bagaimana mekanisme pertunjukan konser embegnya akan saya rilis ketika gedung ini sudah mulai penataan lahan dan siap untuk di bangun. Satu hal yang pasti progress atas konsep besar ini sudah melalui tahapan yang cukup banyak dan menyita energy. Saya berharap doa dan dukungan dari semua kalangan agar gedung ini dapat segera terwujud demi makin membumi sekaligus melangitnya kehidupan kesenian embeg dibanjarnegara untuk bangsa dan untuk dunia. “Memayu Hayuning Bawono, Hambrasto Dhur Hangkoro”.

Banjarnegara, 07 septemeber 2023
Salam Budaya dan Salam Rahayu 

Bupati Forum Rembug Banjarnegara
Wahono

BACA JUGA ARTIKEL YANG LAIN : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah meninggalkan jejak dilapak ane, tunggulah kunjungan balik ane ke lapak agan-agan semua.. Salam Rahayu dan Salam waras. Wahono Secret