Artikel Terbaru

Menembus Kreatifitas & Produktifitas TANPA BATAS

Adalah Widayat atau yang lebih akrab disapa dengan nama Kang Dayat. Pria kelahiran Banjarnegara pada tahun 1980, yang berdmisili di desa Mad...

Postingan Populer

08 September 2023

Makna Banjarnegara Gembrabadd !!

Ini artikelnya Kang Ahong (Ketum KONI Banjarnegara) dalam Group WA Forum Rembug Banjarnegara. Sub Judul ; Anomali Banjarnegara di Olahraga Tembus 10 besar Porprov. Ditulis oleh : Nurohman.SPd, M.M (Praktisi Pendidikan dan Olahraga) Ketum KONI Banjarnegara.

Ada jargon yang menyebutkan  prestasi olahraga bisa menjadi salah satu indikator kemajuan suatu negara.  Untuk skup lebih sempit, bisa juga indikator kemajuan suatu daerah. Apakah jargon itu tepat untuk menggambarkan Kabupaten Banjarnegara?. Tolok ukur prestasi olahraga kabupaten adalah di pekan olahraga provinsi.

Banjarnegara selalu di papan atas multievent Jateng. Pada Tahun 2005 urutan 7, Tahun 2009 Peringkat 12, Tahun  2013 di  12, 2018 di 13 dan 2023 melejit naik 5 tingkat ke peringkat 9. Itu artinya di bidang olahraga prestasi, kabupaten dawet ayu berada di posisi yang tak bisa dipandang remeh Alias Kaleng kaleng, dalam persaingam dengan 34 daerah lain di Jateng. 

Prasarat Untuk Bisa Menjadi Kota Pariwisata - Part3

Dalam artikel part1, part2 saya sudah menjelaskan tentang latar belakang mengapa Banjarnegara harus segera berani mengambil posisioning untuk menjadi kota pariwisata. Termasuk konsolidasi internal, payung hukum yang sederhana tetapi mendasar yang harus segera disiapkan. Diartikel part3 ini saya akan tulis gagasan tentang PRASYARAT yang harus dipenuhi agar Banjarnegara bisa menjadi sebuah kota pariwisata. 

PERTAMA : sebuah kota / kabupaten untuk bisa menjadi sebuah kota pariwisata, mesti memiliki minimal 1 titik lokasi wisata yang berdestinasi International. Banjarnegara memenuhi prasyarat ini. Kita memiliki Dieng dengan berbagaimacan varian visata dan budaya. Baik wisata sejarah dan budaya maupun wisata alam. Dunia international mulai mengakui kedahsyatan DCF (Dieng Culture Festival). 

06 September 2023

Menatap Embeg Sebagai Potensi atau Komoditi?

Dalam artikel sebelumnya saya pernah menulis tentang jumlah group embeg yang ada di Banjarnegara, yang sudah terdaftar di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Yakni sejumlah 144 Group. Jika satu group saja paling tidak dalam setiap konser, antara player, penggamel, sinden dan menejemen berjumlah 30 orang maka jika dikalikan 144 group akan ketemu angka 4.320 orang. Dan ini adalah potensi suara bagi para caleg DPRD Mbanjar. Dan begitulah kura-kura sedikit narasi dan atau pola pikir kaum politisi gadungan. Apa-apa dihitung jumlah suarane. Ahahahaha…

Ketahuilah wahai saudaraku semua, bahwa kesenian embeg itu sudah ada sejak 1.277 tahun yang lalu, yakni ketika kanjeng sunan Kalijaga melakukan dakwah islam ditanah jawa melalui kesenian kuda lumping atau embeg (bahasa mbanjarnya). Yang dahsyat dari kesenian embeg ini adalah usianya yang sudah sangat tua, hingga jaman now. Ia tak pernah lekang oleh sang waktu. Ia semakin eksis dalam gempuran technology informasi dan gencarnya dunia medsos.

05 September 2023

KICK OFF PROGRAM KETAHANAN PANGAN

Cukup
maraknya isu tentang krisis pangan di Indonesia atas dampak pandemi serta pasca panemi  covid19 dan dampak atas perang ukraina dan rusia, membuat beberapa kementerian merancang program ketahanan pangan nasional. Baik secara independen dan otonom maupun membuat kerjasama program.  Diantaranya adalah Kementerian Pertahanan RI, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Poin pentingnya Cuma satu kalimat yakni kepriwe carane ben masyarakat kecil bisa tercukupi kebutuhan pangannya titik.

Apa yang sedang kami perjuangkan bersama teman-teman FRB adalah dalam rangka membangun ketahanan pangan bagi masyarakat, terutama kaum tani. Dua persoalan penting kaum petani adalah ; susah mendapatkan pupuk dan susah menjual hasil panen. Maka jika kita menggarap program ketahanan pangan, harus bisa bicara dari hulu hingga hilir. Jika kaum petani bisa pegang duit banyak, maka sektor lain seperti UMKM dapat kita setup dengan mudahnya. Demikian juga sebaliknya. Jadi Fokus pada membangun ketahanan ekonomi ditingkat paling bawah adalah hal yang sangat penting, mendasar dan sebuah keniscayaan. Adapun alasan lain yang tidak kalah menariknya sebagai gambaran mengenai betapa pentingnya program ini harus dijalankan adalah ; 

DAYA DUKUNG INTERNAL MENUJU BANJARNEGARA SEBAGAI KOTA PARIWISATA

Part 2 - Apa saja yang harus dipersiapkan agar kita (Banjarnegara) bisa menjadi sebuah kota pariwisata?

Dalam artikel sebelumnya yakni ; Perjalanan Menatap Masa Depan Banjarnegara, saya telah sedikit mengupas perihal latar belakang mengapa Banjarnegara harus berani mengambil positioning hendak menjadi kota apa di 5 hingga 15 tahun kedepan. Saya yakin sedulur kabeh wis pada paham yak….

Nah di part 2 ini saya akan lebih banyak mengupas tentang hal-hal apa yang harus dilakukan oleh Banjarnegara dalam rangka mewujudkan cita-cita menjadi kota pariwisata. 

Adalah daya dukung seluruh elemen masyarakat untuk bisa mempercepat ketercapaian cita-cita tersebut diatas. Diantara hal mendasar yang harus dilakukan adalah : 

Pertama : REGULASI
Regulasi atau aturan baik berupa perbub atau perda yang mendorong percepatan ketercapaian banjarnegara menjadi kota pariwisata adalah sebuah keniscayaan. Contohnya ; jika kita sepakat bahwa tahap awal ketercapaian banjarnegara menjadi kota pariwisata adalah dengan menghidupkan sungai serayu sebagai  focus pertama target pencapaian “ Serayu River Tourism “. Maka regulasi tentang daya dukung Serayu River tourism harus dibuat. Apa saja regulasi yang mesti dibuat ? 

04 September 2023

Jumlah Group Embeg Banjarnegara

Berikut adalah Kelompok Kesenian Masyarakat (EMBEG), yang terdaftar di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Banjarnegara (April 2023). Dan prediksi jumlah kelompok atau group embeg yang BELUM terdaftar, hampir sama dengan yang sudah terdaftar. Artinya di Banjarnegara tercinta ini, memiliki group Kesenian Embeg atau Kuda Kepang atau kuda lumping lebih dari 200 group. Pertanyaan-nya adalah : 

  1. Sebagai salah satu aset potensial dalam bidang seni dan budaya, perlukah pemerintah mewadahi komunitas Kesenian EMBEG ini secara lebih serius lagi? ( ingat! ini adalah modal atau velue lebih dibandingkan dengan kota lain disekitar Banjarnegara loh...)
  2. Apakah selamanya kelompok seni dan budaya Embeg ini akan jadi KOMODITI POLITIK doang?
  3. Para komunitas apapun tanpa terkecuali komunitas seni dan budaya Embeg, saat ini tidak hanya butuh space / ruang untuk sekedar berexpresi dan atau beraktualisasi. Mereka saat ini butuh place / tempat sebagai ajang aksi sekaligus menggaet kekuatan sektor ekonomi. Sudahkah pemerintah dan dewan memikirkan dan gerak akan hal ini? ini kebutuhan real setiap komunitas loh bro....

PERJALANAN MENATAP MASA DEPAN BANJARNEGARA

Part 1 : Sejarah

Tahun 2009 adalah tahun pertama saya kembali ke kota kelahiran Banjarnegara setelah 16 tahun menimba elmu dikota gudeg jogja. Ada rasa gamam, apakah saya bisa bertahan hidup dengan keluarga dengan modal pas-pasan? Maklum waktu itu nyong wis kepala telu.

Singkat cerita dengan bekal kemampuan desain grafis dari bangku kuliah, nyong nggawe usaha percetakan merchandise ala kadarnya di kampong saya. Seiring dengan kegiatan usaha tersebut saya mulai bikin komunitas pertama yang saya bangun di kota kelahiran saya (tahun 2010). Komunitas tersebut adalah komunitas Banjarnegara Facebook Community, yakni sebuah komunitas yang menampung orang-orang banjarnegara dalam akun facebook. Baik ia yang berada diBanjarnegara maupun di luar Banjarnegara. Beberapa kopdarpun sempat jalan, hingga bubar ditelan sang waktu.

Ditahun yang sama 2010 (kepengurusan 2010-2014), saya masuk kepengurusan DPD KNPI Kab. Banjarnegara (Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia). Dalam wadah organisasi ini, saya mulai memetakan potensi SDA maupun SDM yang ada di Banjarnegara, hingga berhasil mensetup kepengurusan KNPI di 20 Kecamatan, diwilayah Banjarnegara.